Nilai Merah

Aku duduk berlutut di hadapan Ayah dengan kepala menunduk. Nilai-nilai yang kudapat semester ini sedang tak bagus. Bisa dibilang sangat buruk. Ada dua angka tertera dengan tinta merah di sana. Mungkin buat sebagian anak yang terbiasa tak mendapat peringkat di kelas, hal itu akan terasa biasa saja. Tapi buatku yang sebelumnya selalu mendapat peringkat tiga […]

Read More Nilai Merah

Istimewa

Sekarang lagi musim ikan hias. Musim di antara banyak musim buatan manusia. Kalian bisa lihat kan, kami dipajang berjejer cantik di etalase toko ini. Aku salah satu yang termahal di antara ikan yang dijual. Siripku berwarna emas. Buntutku bisa berkilau saat berenang. Dan bagian tubuhku yang lain, insang, bahkan bisa berubah-rubah warna tergantung suhu ruangan. […]

Read More Istimewa

Surat Untukku Sepuluh Tahun Mendatang

Apa yang aku pikirkan tentang diriku sepuluh tahun mendatang? Sepuluh tahun itu waktu yang sangat panjang. Aku bahkan tidak yakin surat yang kutulis hari ini bisa kubaca sepuluh tahun dari sekarang. Apa kabar usia? Apa kabar cicilan? Apa kabar kesehatanku? Apa kabarnya kucing-kucingku? Embul, Ucrit dan Adun, bisakah mereka terus hidup sepuluh tahun lagi? Fiska, […]

Read More Surat Untukku Sepuluh Tahun Mendatang

Kata Mbah Dukun

Beberapa hari lalu satu ruangan di kantor geger karena laptop milik kantor hilang. Masalahnya adalah orang terakhir yang memakai laptop adalah teman satu timku. Aku khawatir ia menjadi tersangka yang nanti bertanggung jawab atas kehilangan tersebut. Sejak kemarin aku ikut membantu mencarikan dimana gerangan laptop itu berada. Menanyai security, bagian GA (General Affair), dan juga […]

Read More Kata Mbah Dukun

Harap-Harap Cemas

Bulan ini kantor tempatku bekerja akan pindah gedung. Kami akan pindah ke daerah Cipinang, persis sebelah Mall Cipinang. Dalam waktu dekat, mungkin minggu depan kami sudah berada di sana. Bicara soal harapan, memang ada yang ingin kuceritakan di sini. Tak banyak dan akan terdengar mirip dengan member yang lain. Soal pekerjaan yang belakangan ini juga […]

Read More Harap-Harap Cemas

Tanah Air Beta

Indonesia Tanah Air beta Rumah yang su lama sa pijak Bumi pertiwi yang banyak simpan permata Tak pernah sekali beta rasa Tapi sudah, sa tetap ingin bilang beta cinta Tanah Air kita, yang elok dan berupa-rupa, Berbeda kulit dan suku bangsa Seperti hitam kulit beta Bhinneka tak tunggal kasta Kita ini satu nusa satu bangsa […]

Read More Tanah Air Beta

Dialog Tag

Suka menulis cerita? Seperti cerpen, novel atau mungkin hanya sebuah prosa yang kau tulis itu, apakah pernah ada kesulitan dalam menuliskan dialog di dalamnya? Kalau aku sering. Kadang penempatan titik, atau koma yang suka lupa. Misalnya dalam satu paragraf ada dua sampai tiga kali percakapan. Dimana terpisah oleh kalimat keterangan atau kalimat perintah. Penempatan titik […]

Read More Dialog Tag

Kania

“Mela, Hentikan!” Kania berlari cepat ke arah dua orang anak yang sedang memperebutkan sebuah gunting. Dalam hitungan detik, ia merampas gunting dari mereka. Suara tangis anak lelaki yang sejak tadi tarik menarik mempertahankan gunting miliknya juga tak terelakkan. Titik-titik darah menetes dari pelipis, seiring tangisannya yang memenuhi seisi ruangan.

Read More Kania

Ayah yang Bersembunyi

Sebelum saya menulis Ketik-9 ini, saya pernah sekali waktu membaca bab pertama novel Ayah karya Andrea Hirata. Tapi entah mengapa saya enggan melanjutkan ke bab-bab berikutnya. Ini hanya soal selera saja. Toh, secara kepenulisan, karya-karya Andrea Hirata selalu diakui di dunia sastra. Tapi karena saya ingin mereview ini secara jujur, ya pastinya akan banyak sisi […]

Read More Ayah yang Bersembunyi