Jangan Menyimpan Ketakutan

Apalah yang ditakutkan selain benalu yang melenakan, semacam candu dihisap pelan-pelan. Rasanya rimbun menyegarkan, naungan teduh tempat menumbuhkan sarang, burung tumbuh beranak pinak. Cabang ranting saling membelit menguatkan dalam genggaman. Pelan-pelan tanpa terasakan, sangat meninabobokkan hisap-hisapan semacam candu menggerogoti perasaan, tetap saja terlewatkan. Serasa obat yang menyegarkan. Sambil bercengkerama, menerima celoteh angin membelai daun-daun. Pelan-pelan […]

Read More Jangan Menyimpan Ketakutan

Tambatan

mengetuk-ngetuk keinginan pada senyuman yang memudar ditelan ketidakpastian entah pada kapan tambatan dapat ditemukan

Read More Tambatan

Ditajam Sayatan Kenangan

sendirian menekuri angin kering merayakan malam kian menusuk bergelas-gelas racikan sendiri dalam sesapan kopi yang sepi di kedalaman pertemuan yang tak kunjung didapatkan sanderaan di ujung rindu mencecap kepahitan angan melarung harapan terhempas pada kandas gelombang pasang semu abadi terantuk kelilip rindu seperti debu-debu yang menempel di dinding cangkir kering, mengerak menebalkan perih teriris iris […]

Read More Ditajam Sayatan Kenangan

Seberapa Banyak Kata

Hai kawan Sudah seberapa banyak kata kutuliskan Ngelantur tak karuan memperturutkan lamunan Sejak masih ongkang-ongkang di dipan depan rumah Mengobrolkan sembarangan guyonan Bertukar oleh-oleh cerita tentang perantuan Peruntungan yang waktu itu belum kulakukan Masihlah aku anak rumahan sesekali ke ladang Tidak, bukan sesekali tapi setiap kali malah Ladang menjadi rumahku yang lainnya Bercengkerama bersama sabit […]

Read More Seberapa Banyak Kata

Kenapa Kenang

kenapa kenang melambaikan tangan mengajakku kembali berkencan nostalgia renyah dalam kunyahan remah-remah ingatan disulam padaku janji ditagihkan

Read More Kenapa Kenang

Aku Memang Cinta

Aku telah jatuh cinta sejak masih belia. Namun tak pernah berani mengungkapkan. Apalah daya, aku hanyalah anak kampung yang sejak kecil tak lagi bersama ayah. Rasa itu kupendam diam-diam. Kadang menyengaja ke perpustakaan sendirian demi menemukan dirinya. Bisa melihatnya sangat menggembirakan. Maka tak usah heran kalau waktu SMP aku telah menduduki peringkat satu sebagai pengunjung […]

Read More Aku Memang Cinta

Lelaki Dalam Puisi

mengapakah engkau tanyakan lelaki dalam puisi yang tak selesai mengemasi kata-kata tak tuntas menjelaskan gumpalan rasa semakin terjerat pada untaian kalimatnya sendiri entah gamang ragu tak sampai dalam membicarakan sesuatu entah menunggu mungkin ditunggu kemudian begitu saja menghilang tanpa pijakan yang bisa ditafsirkan bisa saja lelah setelah perjalanan panjang merasakan kesunyian di kereta melupakan sebentuk […]

Read More Lelaki Dalam Puisi

Sebuah Penanda

sebuah koma yang menanda menjeda sejenak pada jarak memelankan suara juga langkah pada tatih-tatih sejenak mengistirahatkan lelah sebelum kembali meneruskan langkah menjalankan renung memintal kembali ingatan membaui aroma bunga padi yang semerbak juga pada engkau yang terus saja pada titik tunggu sambil sesekali mengusir resah sampai kapan ujung bisa kita temukan sedang koma masih merupakan […]

Read More Sebuah Penanda

Engkau di Mana

sekarang kau di mana aku sendirian merayakan penderitaan berulang irisan angin malam memerihkan bagaimana aku harus menambal luka yang tak teraba sangat terasa setiap malam hanyalah hampa kukira kita akan bersama dalam jalan-jalan irama lampu kota bercanda di alun-alun menikmati mendoan juga lalu lalang para pejalan, sayang itu tak pernah kulakukan kuhabiskan saja dalam kerumunan […]

Read More Engkau di Mana

Engkau Pesonaku

udara mampat menyesakiku deraan yang tak kutahu sebenarnya tak kupahami begitu saja tiba-tiba menguasai tempat merebut segenap udara jadilah mampat di sana kata-kata menjelma adukan keraguan memipihkan apa yang seharusnya kuucapkan hilanglah hilang barisan kata-kata menguap begitu saja sedangkan degup ini seperti menggelombang pantai selatan merebut gemuruh tiada putus-putus pada relung jiwaku inginnya kuungkapan padamu […]

Read More Engkau Pesonaku