Tantangan Ketik#7 dari Ikatan Kata yang meminta para pengikat kata untuk mendeskripsikan orang -orang terdekat adalah satu tantangan yang cukup rumit untuk saya pribadi. Ketika saya membaca tantangan ini, saya langsung dihadapkan pada dua pertanyaan, “Siapakah orang-orang terdekat saya?” dan, “Seberapa jauh saya mengenal mereka sampai saya mampu mendeskripsikan siapa mereka?”.
Bagi saya dua pertanyaan ini berat!
Saya bekerja dan tinggal bersama orang-orang yang sangat luar biasa. Hidup saya bahkan lebih banyak dihabiskan bersama mereka, tapi pada saat yang bersamaan, saya merasa seperti tidak mengenal mereka dengan baik. Hubungan yang saya jalin dengan orang-orang di sekitar saya lebih dilandasi oleh hubungan profesionalitas, hubungan pekerjaan dan hanya sebatas “itu” saja. Kenyataan ini membuat saya harus menyediakan waktu (yang cukup) untuk kembali mengenal orang-orang yang ada di sekitar saya dan menyelesaikan tantangan menulis ini.
So, here I go. Setelah menjalani hari-hari penuh permenungan soal siapakah orang terdekat saya, saya pun come up dengan deskripsi tentang orang-orang yang diminta oleh pembuat tantangan. Berikut adalah deskripsi dari tujuh orang yang berada di sekeliling saya, mereka yang memenuhi kriteria dan kelompok deskripsi sebagai “orang terdekat”.
Linda. Sahabat saya ini adalah orang yang saat ini paling dekat dengan saya. Paling dekat dalam artian, paling dekat kamarnya dengan saya. Ya, saat ini saya tinggal di asrama karyawan dan kamar saya terletak persis bersebelahan dengan kamarnya. Kamar asrama kami dipisahkan oleh dinding yang tipis, keadaan ini membuat suara apapun yang dihasilkan dari satu kamar yang lain, akan terdengar jelas dari kamar lainnya. Jujur saja, bahkan suara kentut pun terdengar dengan sangat jelas. Linda adalah sosok pekerja keras dan tidak bisa diam. Bagi saya, Ia adalah sosok panutan. Saya belajar banyak darinya tentang hidup mandiri dan menjadi kuat untuk diri sendiri. Pernah suatu hari Ia jatuh sakit, tapi dalam keadaannya yang tidak berdaya, Ia masih mempertahankan sifat kemandirian dan sangat tidak mudah menyerah dengan keadaan. Ia memang sakit saat itu, tapi karena keteguhan hatinya, sakitnya tidak pernah lama berlangsung. Ia sembuh segera.
Dewi. Dewi adalah tetangga kamar saya nomor dua. Kamarnya terletak berseberangan dengan kamar saya. Hal menarik yang saya temukan dari sahabat saya ini adalah pembawaannya yang tenang dan tidak mudah terpengaruh hiruk pikuk dunia. Berinteraksi dengannya seumpama masuk ke dunia yang berbeda. Ya, dunia dengan kecepatan bergerak yang lebih lambat, tapi lembut. Selain itu, kami teman-teman satu kelompok sering menyebutnya dengan sebutan “sandaran hidup”, karena Ia memang adalah orang yang sanggup mengayomi orang lain dengan kata-kata bijak dan lembutnya, serta menjadi sandaran bagi orang lain. Bagi saya, Ia luar biasa.
Karta. Sahabat saya yang satu ini unik luar biasa. Kami bersahabat sejak bocah, sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Ia adalah salah satu sosok yang secara konsisten menjadi inspirasi bagi saya, dan juga inspirasi tulisan-tulisan yang saya terbitkan. Hidupnya luar biasa, dan kisah hidupnya apa lagi. Saya sering berbagi pikiran dengannya, dan mengambil ide-ide serta pelajaran tentang kebijaksanaan hidup darinya. Ia memang bukan pendengar yang baik, tapi Ia adalah seorang pembicara yang ulung. Ia senang berbicara dan bercerita, dan itu luar biasa!. Sangat mudah berteman dengannya, Ia terbuka dan sangat humble. Saya sangat beruntung bisa menjadi salah satu temannya.
Ery. Sahabat saya yang ini adalah tokoh yang saya ceritakan dalam tulisan saya yang berjudul “Merawat sampai ke pelosok negeri”. Setiap kali saya ingat dengan sosok perawat Puskesmas yang ideal, saya akan langsung melihat dan merujuk padanya. Ia memang adalah seorang perawat Puskesmas dengan dedikasi yang tinggi. Bercerita tentang kepribadiannya yang luar biasa akan menghabiskan banyak waktu. Ya, Ia memang orang yang luar biasa seperti itu.
Ary. Selain sahabat saya Karta, Ary adalah sahabat yang juga saya kenal sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Ia adalah sosok yang tidak kalah luar biasanya dibandingkan sahabat saya Ery. Ary adalah seorang perawat ICU (Intensive Care Unit) di sebuah rumah sakit pemerintah di kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Menjadi seorang perawat ICU itu tidak mudah, keterampilan dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki berada di atas rata-rata perawat ruangan biasa. Yeap, itulah Ary. Ary memiliki pembawaan yang tenang, tapi sanggup menyimpan bara api semangat dalam dirinya. Ia adalah orang yang tangguh luar biasa. Sosok yang memberi warna tersendiri dalam kelompok pertemanan kami. Cara kerja otaknya sangat unik, Ia kreatif dalam gayanya sendiri, dan sosok pemikir ulung yang berkesan. Ia sahabat yang secara konsisten dan tulus mendukung pekerjaan dan kegiatan saya. Ia juga adalah teman curhat yang luar biasa.
Lesta. Saya memanggilnya dengan sebutan, Ibu Lesta. Ia adalah seorang mahasiswi program doctor di salah satu universitas di Filipina. Sosoknya keras, tapi juga sangat lembut dan mengayomi. Bagi saya, Ia adalah orang yang luar biasa dengan gayanya yang unik. Ia juga adalah sosok religious yang sangat dekat dengan Tuhannya. Ia kerap kali mengingatkan saya untuk selalu berdoa dan mendekatkan diri pada Tuhan. Kami sering terlibat konflik karena perbedaan pendapat setiap kali berdiskusi, tapi dari perbedaan pendapat inilah saya belajar tentang penerimaan dan kritis dalam berdiskusi.
Ronny. Untuknya, satu kata dapat mewakili deskripsi siapa dia,“menginspirasi”.Ya, dia adalah sosok yang sangat-sangat unik dan menginspirasi luar biasa. Dedikasinya bagi kaum muda (anak-anak muda), remarkable! Saya belajar banyak darinya, sangat banyak malah. Saya pun berutang banyak ucapan terima kasih atas usaha dan kerja kerasnya yang luar biasa. Usahanya untuk menyentuh hati banyak kaum muda membuka jalan sendiri bagi saya. Ia memang tidak sangat sempurna, terkesan sangat self-centred. Tapi, Ia memiliki hati yang peka dan lembut, dan inilah yang membuat Ia istimewa. Ia juga ringan tangan dan mudah bergaul dengan orang lain. Etika kerjanya, excellent! Ia adalah role model saya, dan padanya saya menaruh banyak rasa iri. (Sorry teman hahaha)
Yeap, demikianlah sedikit jawaban saya atas tantangan ketik#7 dari Ikatan Kata. Tantangan ke-7 ini membawa saya pada permenungan yang cukup mendalam. Sulit pula rasanya memilih tujuh orang dari sekian banyak orang di sekitar saya.
Saya ingin sekali menuliskan orang tua dan adik-adik saya sebagai bagian dari daftar orang-orang terdekat. Tapi, rasanya kata ‘terdekat’ tidaklah cukup untuk mendeskripsikan kedekatan hubungan antara saya dengan mereka. Mereka tidak masuk kualifikasi “terdekat”, tapi berada jauh di atas itu. Mereka spesial.
Ketujuh orang yang saya pilih untuk dimasukkan ke dalam list ini tidak hanya dekat secara “fisik”. Saya mendefinisikan “dekat” lebih dari kedekatan fisik. Saya mengikutsertakan definisi dekat secara emosional dan spiritual. Tidak lupa, dekat sejauh doa.
Saya sungguh berterima kasih kepada Kakak si pembuat tantangan, karena pada tantangan Ketik#7 ini, saya bisa belajar hal baru yang sangat berkesan. Kata “dekat” atau “terdekat” bisa berarti sesuatu yang lain, yang berbeda dan yang diluar definisi seperti biasanya. Terdekat tidak berarti dekat secara fisik, tapi bisa secara emosional, psikologis dan spiritual. Dekat,..oh dekat.
Semoga tulisan ini bermanfaat. As always, salam dari saya.
Upsss…Saya harus breaking the rules untuk saat ini. Postingan saya lebih dari 350 kata looo.
gpp lebih juga, biar afdol
LikeLiked by 1 person
Wkwkwkw, Ia Kak.
LikeLike
Hai, Ayu! (dan untuk Para Pengikat Kata lainnya)
As always you writing is awesome!
Ada sedikit koreksi:
1. Tulisan KETIK#7 pada judul sebaiknya dihilangkan ya. Gunakan huruf kapital di setiap huruf pertama misal : Cinta Kamu. Jika ada kata sambung pakai huruf kecil. Misal : Hujan dan Rindu
2. disekitar (di sekitar)
3. saya pun come up dengan deskirpsi (deskripsi)
4. yang berbeda dan yang diluar (di luar)
Ayu tidak breaking the rules karena minimal tulisan per orang terdekatnya adalah 50 kata. Dan di tulisan ini sudah melebihi. Jadi, aman.
Bt the way, saya jadi teringat saat mondok dulu di pesantren. Ada 3 asrama putra dan 4 asrama putri. Masing-masing kamar setidaknya diisi oleh minimal 10 orang untuk kamar kecil dan 30 orang untuk kamar besar. Teman-teman di sana sudah seperti keluarga karena kedekatannya.
Oia, terakhir tentang ‘kedekatan’, justru inilah tantangan sebenarnya. Menuliskan 350 kata itu bisa dibilang mudah tetapi pada KETIK7 ini kita dituntut untuk bertanya kepada diri sendiri, “Ada gak sih orang-orang yang dekat sama gue? Hubungan seperti apa sih yang selama ini gue jalani sama mereka? Apa jangan-jangan gue ini si super cuek yang bahkan tak kenal siapa tetangga di sebelah kamar/rumah?”
Senang rasanya ada yang membahas hal ini. Jika Para Pengikat Kata bisa melihat sisi lain dari sebuah KETIK maka dia telah paham bahwa ada pesan tersembunyi dibaliknya. KETIK yang ada bukan hanya sebuah tantangan menulis melainkan ada hikmahnya. Kaau kamu bisa paham ini maka di setiap tulisan atau pos, kamu akan membuatnya dengan sepenuh hati. Kamu pun akan senang saat mengerjakannya. Ini jauh lebih baik daripada pos KETIK yang isinya terkesan menyepelekan KETIK itu sendiri.
Prinsip dalam mengerjakan KETIK adalah kerjakan satu per satu, baca detil arahan/petunjuk satu per satu pada masing-masing KETIK, dan menulislah sesuai dengan renjanamu.
Semangat!
LikeLiked by 2 people
Kak, terima kasih banyak atas koreksinya. Saya sangat terharu! dan langsung saya kerjakan sesuai dengan saran Kakak. Sekali lagi, terima kasih.
Ia, itu dia Kak. Saya tinggal di asrama karyawan dan bagi saya, orang-orang yang ada di sekitar kamar asrama ini adalah keluarga, orang-orang yang luar biasa. Saya bersyukur karena bisa hidup dan tinggal bersama mereka.
“Belajar untuk menemukan makna”, yeap…itulah pelajaran berharga dari setiap tantangan KETIK yang saya ikuti. Menemukan makna dan selanjutnya memberi arti, pasti kebaikan yang akan kita tuai, Kak.
Semangaaaatttt !!!
LikeLike
Semangaaaat
LikeLiked by 1 person
Teman-teman dekat yang hebat dan meninginspirasi. Berbahagialah yang memiliki banyak teman seperti itu. 😀
LikeLiked by 2 people
Terima kasih, Mas.
Ia, saya sangat berbahagia karena teman-teman di sekitar saya, mereka sangat menginspirasi dan selalu berhasil membuat saya terpacu untuk mengusahakan yang terbaik dalam menjalani hidup sehari-hari.
Weleh, curhatnya lanjut wkkwkwkwk
LikeLiked by 1 person
Rapopo, mbak hehe
LikeLiked by 1 person
berbahagialah memiliki banyak yang bisa saling mengispirasi
LikeLiked by 1 person
Terima kasih, Pak.
LikeLiked by 1 person