Tuhan Tidak Pernah Berkedip

Menatap cahaya-Mu di serpihan ayat-ayat
Mengagungkan getir bisik-bisik doa
Kumerintih dalam firman
Bersama diri terhinakan

Menyadari kalbu sulit bersimpuh
Mata tertutup kabut yang membisu
Pikiran menerawang, menjalang
Menjelma duri, melubangi naluri

Lagi-lagi kau cari kasih itu
Tak pernah ia bersembunyi
Kasih Ilahi menghulu dari hati
Memancar, berkejap-kejap dan bertabur
kasih serupa bintang,
pada malam-malammu yang senyap

Menjadi obat untuk banyak luka jiwa

Kasih-Nya adalah getar,
yang tak pernah sulit kau rasa
Berjuta detak yang tak kenal masa
Mengalir lebih deras dari hujan
Berdering nyaring, seperti takbir
yang kau dengar, lalu hilang

Mengampunimu adalah janji,
yang jarang kau tagih
Kau lebih suka datang,
untuk merengek dan menuntut
Segala yang kau pinta itu,
seakan layak, seolah harus
tergenggam di telapak tangan

Untuk kedua matamu,
yang tak lelah menunduk
Tuhan…
tidak pernah berkedip

Advertisement

5 thoughts on “Tuhan Tidak Pernah Berkedip

Comments are closed.