BTS 2 – Partikel Pun

Para Pengikat Kata ditantang untuk bisa belajar menggunakan partikel di, ke, nya dan pun dengan segala jenisnya. Namun hingga hari ini masih ada yang bingung atau belum paham tentang satu hal yaitu PUN. Dalam perbincangan sesama member masih terjadi ketidakjelasan tentang penggunaan partikel PUN.

Tak ingin semua ini menjadi hal yang tidak jelas, maka aku mencari informasi lebih lengkap tentang hal ini. Sempat mencari di PUEBI Daring tetapi tidak lengkap.

Pencarianku berakhir pada tulisan seorang sastrawan, novelis atau praktisi bahasa. Orang itu bernama Khrisna Pabichara. Beliau juga adalah juri pada Komptesi Blog Nodi yang beberapa bulan yang lalu aku ikuti.

Penjelasan di bawah ini merupakan ilmu dari beliau yang ditulis pada Kompasiana. Mari belajar bersama!

Daeng Khrisna mengatakan bahwa sebenarnya penulisan partikel pun bukanlah sesuatu yang sulit, asalkan kita tahu kaidahnya. Masalahnya, kita sendiri yang malas mempelajari bahasa Indonesia. Kita sendiri yang kerap, tanpa sadar atau malah sangat sadar, meremehkan dan merecehkan bahasa Indonesia.

Sekali lagi, penulisan partikel pun itu mudah. Atas niat lebih memudahkan pula maka tulisan ini lahir. Sebut saja ikhtiar seorang warga yang ingin mengudar atau mengurai kekeliruan penulisan partikel pun.

Pertama, kenali 12 kata yang partikel pun ditulis serangkai. Jumlahnya tidak banyak, cuma dua belas. Kedua belas kata tersebut yaitu :

  1. Adapun
  2. Andaipun
  3. Ataupun
  4. Bagaimanapun
  5. Biarpun
  6. Kalaupun
  7. Kendatipun
  8. Maupun
  9. Meskipun
  10. Sekalipun
  11. Sungguhpun
  12. Walaupun

Kedua belas kata itu berfungsi sebagai penghubung. Semacam jembatan di atas sungai yang menghubungkan sisi yang satu dengan sisi yang lain. Itu sebabnya ditulis serangkai. Bagaimana mungkin menghubungkan jika kata itu saja dipisah?

Contoh penggunaannya dapat dilihat dalam kalimat berikut.

  1. Adalah kamu yang pergi, adapun aku yang perih menanggung rindu.
  2. Biarpun kau tolak berkali-kali, aku akan bertahan mencintaimu.
  3. Bagaimanapun, aku telanjur cemburu.
  4. Baik yang ditinggalkan maupun yang meninggalkan sama-sama berduka.
  5. Aku tak peduli sekalipun kamu berlutut meminta maaf.

Oh ya, salah satu makna pun adalah juga. Jadi, pemakaian bagaimanapun juga merupakan pemborosan. Mubazir. Mending irit. Cemburu saja harus diirit, apalagi kata.

Jika kita baca 12 kata hubung tersebut dengan saksama, tidak ada kata siapapun di situ.

Kedua, pun yang berfungsi sebagai satu kata harus ditulis terpisah. Selain berguna sebagai jembatan penghubung atau pengantar kalimat, pun sekaligus bermakna juga, saja, penguat pokok kalimat, dan penanda mulainya sesuatu. 

Contoh penggunaannya dapat dilihat pada kalimat berikut.

  1. Aku pun rindu kepadamu. [Aku juga …]
  2. Membaca perasaanku pun tak mampu, apalagi menjaga perasaanku. [perasaanku saja …]
  3. Ayah pun bertanya, “Sejak kapan kamu jatuh cinta kepadanya?” [penegas]
  4. Maka, rindu pun badailah. [penanda mulainya rindu yang badai]

Pun pada siapa pun berarti saja. Dengan demikian, penulisannya terpisah. Kalaupun susah menghafal 12 kata dengan partikel pun yang digabung, tinggal mencari tahu makna pun dalam kalimat. Andaipun masih sulit, ya, terima nasib saja. Hehehe….

Bagaimana dengan apa pun? Sama, pisahkan karena keduanya bukan muhrim. Ups, maksud saya, bukan kata penghubung. Kalau kapan pun? Sama, pisahkan juga. Nanti mereka berkelahi kalau tidak dicerai atau dilerai.

Contoh lain:

  1. Jangankan makan, minum pun sudah tak mampu. [minum = kata kerja]
  2. Kamu pun tahu betapa sakit dicecar curiga. [kamu = kata ganti]
  3. Bukan hanya merah, putih pun ia suka. [putih = kata sifat]
  4. Kantor pun sepi. [kantor = kata benda]

Bertolak dari keempat contoh di atas, kita bisa mengetahui bahwa pun selaku kata yang mandiri lumrah mengikuti kata kerja, kata ganti, kata sifat, dan kata benda. Sangat sederhana kaidahnya. Sangat mudah.

Dengan demikian, jelaslah bahwa tidak semua partikel pun digabung atau dirangkai dengan kata yang diikutinya. Persis seperti cinta yang tidak selamanya bersatu. Bahkan yang sudah bersatu saja kadang masih harus berpisah. Entah karena pekerjaan, entah karena acara dadakan.

Begitu pun dengan partikel pun.

Ketiga, tiga kata dengan partikel pun yang dapat digabung atau dipisah. Nah, mulai membingungkan. Pelan-pelan, ya. Ada tiga kata dengan partikel pun yang dapat digabung atau dipisah. Tidak membingungkan, kan?

Yang membingungkan itu harapan yang digantung. Ditolak tidak, diterima pun tidak.

Lagi pula, hanya tiga kata. Tidak banyak. Ketiga kata itu adalah adapun dan ada punmaupun dan mau pun, serta sekalipun dan sekali pun. Adakalanya digabung, adakalanya dipisah. Biarpun sangat cinta, biarpun sudah bersama selama puluhan tahun, biarpun sudah senasib sepersedihan, sekali-sekali mesti berpisah.

Simak contoh pemakaian adapun dan ada pun dalam kalimat berikut.

  1. Adapun aku, biarlah merawat cintaku kepadamu dari kejauhan. [mengenai aku]
  2. Ada pun belum tentu kuambil. [walaupun ada]

Simak juga perbedaan antara maupun dan mau pun dalam kalimat berikut.

  1. Baik masa lalu maupun kamu tak akan kubiarkan menguasai ingatanku.
  2. Kamu mau pun, mantanmu sudah tiada.

Adapun contoh penggunaan sekalipun dan sekali pun bisa ditilik pada kalimat berikut.

  1. Sekalipun perpisahan memberati hatiku, rinduku kepadamu selalu menguatkan.
  2. Semenjak kamu pergi, tak sekali pun kamu berkabar.

Begitulah. Tidak sulit, kan? Kalau masih sulit, biasakan memakai pun dalam kalimat dan periksa ketepatan penggunaannya. Jangan takut salah. Tidak apa-apa salah berkali-kali, karena dari situ kita dapat kesempatan memperbaiki kesalahan.

SUMBER

###

Yuk belajar tentang sastra lainnya di sini.

2 thoughts on “BTS 2 – Partikel Pun

    1. Semoga BTS ini menjawab ide MASHP yang ingin ada pos khusus tentang belajar bahasa indonesia

      saya harap Para Pengikat Kata yang lain bisa memahami partikel PUN dengan baik

      Minimal itu saja dulu dan partikel di, ke, dan nya yang ada di KETIK#6

      It’s all for their own good

      Like

Comments are closed.