Seorang Pahlawan Kehidupan

Sungguh aku kebingungan memenuhi tantangan ketik satu ini. Idenya susah dicari dari orang terdekat. Soalnya aku sama sekali tidak terbayang satu pun untuk menjadi sosok pahlawan.

Aku baru mendapat inspirasi setelah merasa terusik oleh tanteku sendiri. Rasanya, setelah puluhan purnama tidak pernah menghubungiku, baru seminggu ini seringkali menelponku menanyakan perkara skripsi. Bukan, bukan dirinya yang sedang skripsian, melainkan anaknya, sepupuku.

Benar adanya kalau aku merasa terusik dengan setiap dering telepon darinya. Hanya saja, jika mengesampingkan hal itu, aku mengerti sekali bahwa dia adalah seorang pahlawan bagi anak-anaknya. Maka akan kudedikasikan tulisan ini untuk menyanjungnya sebagai seorang ibu.

Aku memanggilnya Te Reni. Dia adalah seorang ibu dari dua orang putra dan seorang putri. Suaminya bekerja di luar kota sehingga memang yang paling memahami urusan anaknya mungkin cuma Te Reni.

Te Reni membereskan banyak hal di rumahnya, termasuk masalah anak-anaknya. Maksudku, masalah yang ditimbulkan mereka. Entahlah, apa jadinya bila tanteku ini tidak turut mencampuri kehidupan pribadi mereka. Dia selalu dapat diandalkan untuk setiap masalah yang dilemparkan padanya.

Beruntung, Te Reni seorang yang penyabar. Cinta kasihnya sebagai seorang ibu begitu besar walau lebih suka direpotkan oleh ketiga anaknya. Mereka suka bergiliran memberikan tugas penyelamatan untuk ibunya. Masalah sebesar apa pun itu dia tidak pernah membalikkan punggungnya, selalu saja diatasinya. Dia tidak sekalipun membiarkan mereka dalam kesulitan.

Te Reni ini juga sebenarnya keren sekali. Mungkin dia lebih banyak diuji daripada ibuku. Tidak ada lelahnya menghadapi tingkah ketiga anaknya yang selalu sekenanya. Bila kelakuanku sampai ajaib begitu, jangan harap ibuku bakal mengopeni aku lagi. Bahkan ibuku juga mengakui kesabaran Te Reni sangat mengagumkan.

Te Reni bahkan sudah rutin sekali dipanggil ke sekolah. Dia akan cekatan dan sigap kapan saja pihak sekolah menghubunginya. Mugkin juga sudah menjelajahi sekolah-sekolah sekitaran kawasan tempat tinggalku lantaran harus bersiap dengan keputusan terburuk.

Yang jelas tidak mengherankan bila kemampuan negosiasi dan diplomasi Tante sangat mumpuni. Lihai membujuk pihak-pihak yang dirugikan oleh anaknya dan memberi pengertian sehalus mungkin pada suaminya. Karena bila ada masalah yang sampai terdengar oleh si om, akan berbahaya untuk kesehatan si om.

Alangkah beruntungnya mereka jadi anak Te Reni ini. Punya seorang ibu yang layaknya jagoan super akan selalu siap siaga menjaga perdamaian dan ketenteraman di rumah. Masalah sedikit bisa selalu langsung lempar ke emak. Seketika segala urusan bakalan kelar diatasinya. Si om hanya akan tahu soal perdamaian di rumahnya.

Contoh kasus sekarang seperti skripsi itu. Anak tertua Te Reni ini usianya setahun lebih tua dariku, hanya saja sepertinya dia ini terjebak sindrom Peter Pan. Ringkasnya, orang dengan sindrom ini punya kecenderungan menghindari tanggung jawab apa pun dan tidak mau bekerja, yang dia mau agar orang sekitarnya mengerti dengan apa yang lebih dia suka.

Sumber Gambar: mommiesdaily.com

Anak sulungnya ini masih disibukan dengan perbaikan nilai sehingga kelasnyah masih menumpuk, jadilah si emak yang riweuh. Padahal Te Reni sudah tiga dekade lepas dari bangku akademik malah harus mengerjakan skripsi. Edan. Baru ini aku menjumpai seorang ibu seperti Te Reni, bersedia mengambil alih tanggung jawab anaknya.

Keruwetan ini masih terus berlanjut. Konflik yang setiap saat diciptakan oleh anak-anaknya tak kunjung usai. Peran bagai pahlawan mungkin sudah sangat dinikmati oleh Te Reni. Pahlawan untuk anaknya dan akan terus begitu, tetap bergantung pada induknya. Tak pernah mau kenal susah, yang ada malah keseringan menyusahkan.

Eh, iya, ibu mana sih yang tega melihat anaknya kesusahan. Biasanya prioritas seorang ibu adalah anak-anaknya. Untuk itu, bagiku seorang ibu pantas saja bila dinobatkan sebagai pahlawan. The Real Hero.  Perjuangan seorang ibu yang harus kuat menghadapi badai kehidupan dalam menjaga anaknya tanpa menuntut balas.

Tak terhingga rasa terima kasih yang bisa mewakilkannya kepada ibu kita. Terlalu banyak perannya selama hidup ini terus menjadi pengayom dalam keluarga. Jasanya sungguh luar biasa demi orang-orang terkasih di hidupnya.

Kini giliran kita untuk memberikan kebahagiaan untuk ibu. Seorang ibu yang kutahu tidak akan banyak menuntut dari anaknya. Asalkan dia bisa melihat anaknya hidup aman, sejahtera dan tiada kesulitan dalam hidupnya agaknya sudah cukup melegakan untuk para ibu.

Harapanku semoga para sepupuku itu bisa segera terlepas dari sindrom peter pan mereka. Sudah saatnya mereka untuk berbakti dan belajar mengambil peran sebagai penjaga kedamaian dalam keluarga. Tidak lagi lari dari tanggung jawab dan berupaya menuntaskan masalah mereka sendiri. Lalu, membalas sebisanya untuk membahagiakan Te Reni.

Demikian kisah kepahlawanan Te Reni yang kukenal. Semoga ada pelajaran yang bisa dipetik dari cerita ini.

10 thoughts on “Seorang Pahlawan Kehidupan

  1. Dear Via

    Salam hormat untuk Te Reni dan Ibumu.

    Dan berikut adalah koreksi untuk pos ini :

    1. Suaminya kerja di luar kota (bnkerja)

    2. Ntahlah (Entahlah)

    3. Untungnya Te Reni ini penyabar sekali orangnya (Berumtumg, Te Reni seorang yang pemyabar)
    4. dari pada (daripada)

    5. Kalau perihal dipanggil ke sekolah seperti sebuah kegiatan rutin untuk Te Reni. (Kalimat ini masih menggantung. Silakan perbaiki susunannya)

    6. dan diplomasi tante sangat mumpun (Tamte)

    7. Karena bila ada masalah yang tidak terselesaikan olehnya dan terdengar oleh si om, bisa bahaya untuk kesehatan si om. (Ubah kalimat ini dengan menggunakan kalimat efektif)
    ketentraman (ketenteraman)

    8. Apa-apa bisa langsung lempar ke emak. (Perbaiki susunan kalimat ini)

    9. Contoh kasus sekarang seperti skripsi itu. Sepupuku ini lebih tua setahun dariku, anak tertua Te Reni, hanya saja sepertinya dia ini terjebak sindrom peter pan. (Ubah kalimat ini dengan menggunakan kalimat efektif)

    10. peter pam (Peter Pan)
    .
    11. Lantaran kelasnya tuh masih bejibun, yaudah jadi si emak yang riweuh. Lah, coba deh, Te Reni yang sudah tiga dekade lepas dari bangku akademik diminta ngurusin skripsi. Edan. Cuma satu ini aku nemu emak yang model begini, bersedia ngambil alih tanggung jawab si anak. (Perbaiki paragraf ini)

    12. Terlaru banyak perannya (Terlalu)

    Biaskanlah untuk tidak terburu-buru menerbitkan pos sebelum Via baca dan sunting sendiri.

    Like

    1. Dengan menggunakan = termasuk dalam sticky words lho ooomm..he he. Itu tidak efektif. Bisa aja hanya *Ubah kalimat ini dengan kalimat efektif” atau ” ubah kalimat ini menggunakan kalimat efektif” ..

      Like

Comments are closed.