Goresan takdir mematri kehidupan seseorang Tertulis baik buruknya hingga ajal datang Manusia berusaha, Tuhan menentukan Pandemi ini meminjam cerita yang tidak habis dikisahkan Oleh sesiapa yang nyawa dan hidupnya diregang Pada pusara kekejaman corona Di sana-sini terdengar berita memilukan Isak tangis tak kunjung berkesudahan Meratapi kehilangan, menangisi kepergian Realita dan harapan berkejaran pada pergantian siang dan malam Tak menyudahi pekik ambulans yang bergentayangan sepanjang jalan Bertanyalah setiap insan, “Akankah Izrail melambaikan tangan?” Apakah penduduk akan berkurang? Data statistik menunjukkan tidak akan Namun angka kadangkala menipu penglihatan Pandemi ini entah berakhir sampai kapan Namun doa-doa senantiasa tetap kita panjatkan Serta berikhtiar dalam menjaga kesehatan Ibu pertiwi, apakah kau sungguh mendengarnya? Rerintihan dan jeritan anak-anakmu yang kini sedang berperang Kami tak bisa bekerja atau bepergian, namun perut tetaplah keroncongan Kami tak ingin hidup dibiasakan dikungkung Sebab kebiasaan bak hujan, perlahan tapi menundukkan Bisakah kami melawan? Bulan ini tak akan ada lomba agustusan Lomba bertahan hidup yang tampak di hadapan Doakan kami selamat, wahai tuan dan puan
###
Note : Puisi dibuat oleh para Pengikat Kata. Kami membuat games menyambungkan baris puisi menjadi bait-bait dan terbentuklah puisi ini.
keren
LikeLiked by 1 person
Thanks to all member
LikeLiked by 3 people
kalo do cover ke lagu bisa gak kk
LikeLiked by 1 person
silakan. nanti mention saja kita di platform tempat kamu buat lagu covernya
LikeLiked by 1 person