
Tulisan ini terinspirasi dari Nostalgia Buku Fiksi. Saya ingin melanjutkan tulisan itu. Berusaha mengingat lagi buku fiksi yang pernah saya baca selain yang ada di tulisan tersebut. Inilah buku fiksi yang saya ingat.
Tetralogi Laskar Pelangi.
Buku ini saya baca saat kelas 11 SMA. Awalnya saya membaca Laskar Pelangi saat SMP. Lalu saat kelas 11 ada teman yang memiliki novel ke- 2 dan ke- 3. Saya membaca novel ke-3 dahulu baru kemudian yang ke-2. Saya tidak membaca novel yang ke-4.
Biasanya saya membaca di bangku kelas saat jam kosong atau istirahat. Ada juga teman sekelas yang suka membaca novel ini. Kadang ada rasa malu atau tidak enak kalau membaca buku di kelas sementara teman-teman bermain. Tetapi ada teman yang sama-sama membaca buku, jadi saya tidak malu.
Seribu Masjid Satu Jumlahnya dan Markesot Bertutur 2.
Setelah lulus kuliah dan bekerja saya ingin menjalankan progam satu bulan beli satu buku. Buku pertama yang saya beli adalah Seribu Masjid Satu Jumlahnya yaitu kumpulan puisi dan Markesot Bertutur 2. Keduanya merupakan karya Emha Ainun Najib. Saat itu saya memang sering membaca web beliau dan Jamaah Maiyah yaitu caknun.com.
The Old Man and The Sea.
Sebelumnya saya tidak pernah membaca buku fiksi terjemahan. The Old man and The Sea karya Ernest Hemingway adalah yang pertama saya baca. Saya meminjamnya dari perpustakaan kabupaten. Bukunya kecil dan tipis dan sampulnya berwarna kuning. Novel itu menceritakan tentang seorang nelayan yang sedang berlayar sendirian. Hal yang saya salut dari novel ini adalah penulis bisa membuat cerita monolog hingga menjadi sebuah novel. Saya kira akan ada banyak tokoh di novel ini. Ternyata, menurut saya, tokohnya hanya satu yaitu nelayan itu sendiri dan ikan yang ditangkapnya.
Tenggelamnya Kapal Van der Wijck
Buku ini saya baca saat masih kuliah. Saya meminjamnya dari teman saya. Sebenarnya saya tidak meminjam, tapi teman saya yang memiliki novel itu menyuruh saya untuk membacanya. Akhirnya saya baca novel tersebut sampai selesai. Harry Potter 1 Saya bukan penggemar Novel atau Film Harry Potter. Saat masih SMP teman-teman saya ada yang suka sekali dengan Harry Potter baik novel maupun filmnya. Mereka meminta petugas perpustakaan untuk menyediakan Novel Harry Potter di perpustakaan lalu mereka meminjamnya. Saat itu saya tidak tertarik dan tidak meminjam novel tersebut.
Saya terlebih dahulu menonton filmnya dibandingkan dengan membaca novel. Itu pun karena teman kos saya mengajak nonton bareng di laptopnya dan memberi saya file filmnya. Kata dia bisa untuk belajar Bahasa Inggris logat british. Lama saya tak memutar film itu. Suatu saat saya menonton seri pertama. Saya pun penasaran dengan novel terjemahannya. Di kota saya ada taman bacaan yang dikelola perorangan. Taman baca itu menyediakan banyak sekali novel dan komik. Saya menyewa Novel Harry Potter 1 dan 2. Jangka waktunya adalah satu minggu harus dikembalikan. Saya baru selesai membaca seri pertama dalam satu minggu itu. Jadi kedua buku itu saya kembalikan tapi saya belum membaca seri kedua.
Negeri 5 Menara
Novel itu saya beli saat masih kuliah di sebuah toko buku dekat kampus. Saya membaca novel itu cukup cepat karena bahasanya yang mudah, yakni bahasa sehari-hari. Novel ini merupakan trilogi namun saya belum membaca seri ke-2 dan ke-3.
Ibuk,
Ketika kuliah saya mengikuti KKN di sebuah desa. Saya tinggal bersama 5 orang dari Fakultas Bahasa, sementara saya sendirian dari fakultas yang berbeda. Kami tinggal ber-6 di rumah seorang warga. Teman saya ada yang dari Jurusan Bahasa Indonesia. Ia membawa novel ibuk, karya Iwan Setiawan. Selama KKN ia membacanya. Setelah ia selesai membaca saya pun meminjamnya dan menyelesaikan dalam waktu yang tidak lama.
Dari semua buku yang disebutkan, hanya tertralogi Laskar Pelangi yang sudah aku baca, Han.
Untuk judul buku di atas sebaiknya diberikan pembeda dengan paragraf di bawahnya. Misalnya dicetak tebal (bold) atau pakai heading
LikeLike