Halo, Preposisi

Saat aku beranjak ke Ketik berikutnya, aku terdiam. Preposisi tertulis sebagai judul.

Photo by Sarah Chai on Pexels.com

Jujur saja pertama kali aku membacanya, aku sudah hampir menjadi asing dengan preposisi. Aduh, malu rasanya. Mengaku sebagai seorang yang memiliki hobi menulis, tetapi hal dasar saja sudah lupa. Pelan-pelan yuk mengingat si yang terlupakan ini.

Tujuh menit waktu yang dihabiskan oleh manusia pelupa ini untuk memahami kembali tentang preposisi. Melalui tulisan di halaman ini, aku mengangguk-angguk sembari berceloteh “oalah, iya iya.. ini preposisi toh namanya”. Setelahnya penggalan ingatan pelajaran Bahasa Indonesia di bangku sekolah mulai mengetuk dinding otak. Mungkin saja guru Bahasa Indonesiaku meringis melihatnya. Mohon maaf kepada Bapak dan Ibu guru, muridmu ini memang sungguh pelupa. Baik.. untuk pemanasan, aku akan memasukkan beberapa preposisi ke tulisan ini. Aku harap ketik ke-6 kali ini memiliki preposisi yang benar.

Semakin aku memasukkan ide preposisi ke kepalaku. Semakin aku merasa dipermalukan olehnya. Aku masih ingat bagaimana kata-kata yang dituliskan jemari ini di blog dan media sosial. Tentu saja tidak ada seorang pun yang akan menyalahkan. Tetapi bagaimanapun sebagai seorang yang kini tergabung di komunitas blog, aku merasa memiliki tanggung jawab. Tanggung jawab kesekian dalam menulis yang baik dan benar. Kesalahan penulisan preposisi yang sering aku lakukan adalah -pun. Seperti akupun dan kamupun yang seharuskan ditulis aku pun dan kamu pun.

Meskipun mempelajari kembali preposisi dengan singkat, aku kini memiliki kebiasaan baru. Mulai dari membaca ulang tulisanku di ketik ke-1. Hingga membaca tulisan ke-1 di blog pribadi. Lagi-lagi aku malu. Walaupun demikian, manusia ini akan berusaha menjadi lebih baik. “Hei kamu, bukan cuma niatnya saja, ingatanmu pun juga harus berusaha ya”, bisikku kepada si raga.

Bagaimana caranya berusaha?

Tentu saja dengan sering-sering menulis. Bukan hanya asal menulis, tetapi menulis dengan baik dan benar. Semoga ya, si pelupa ini tetap rajin dalam menulis.

Sebelum menutup tulisan yang sudah mulai tidak jelas, aku ingin menyisipkan ucapan. Ucapan yang diharapkan menjadi do’a kepada-Nya. Semoga kita dilindungi dari sakit dan sedih oleh-Nya. Semoga kita termasuk manusia yang selalu dekat dengan cinta dan kasih-Nya. Aamiin.

Advertisement

2 thoughts on “Halo, Preposisi

Comments are closed.