
Mei yang panas dan jarang hujan
Batang-batang payar menengadah ke langit
Berujung bulu-bulu lembut abu-abu
Anak-anak memetiknya untuk bermain perang-perangan dan raja-rajaan
Klorenkim basah-masnis
Disusun
Mempersiapkan Oktober panen raya
Para petani berduyun
Menebang batang-batang tebu merah
Siap diangkut dengan truk-truk ke pabrik
Di Bulan Oktober
Tanah dialiri air diesel
Segar, basah, menyejukkan
Tanah dibalik bergantian
Anak-anak penasaran berdatangan dan mencelupkan kaki ke lumpur
Lalu tumbuhlah padi kecil
Yang ditanam para petani, yang kini separuh baya
Meski itu bukan perkara
Namun, di manakah para pemuda desa
Bila tak ada, maka pemuda kota pun tak apa
Apakah tanah bertebu ini
Akan diwariskan ataukah akan dijadikan bangunan
Bila petani hanya tinggal yang separuh baya
Kemanakah anak-anak itu
Yang dulu bermain dengan payarku
Dan bercelupan kaki berlepotan lumpur
Apakah mereka semua ke kota
Tak adakah sisa beberapa
Untuk menengok aset negara
Tanah subur perlu dikelola
Kembalilah para pemuda
Apa perlu menunggu tua
Kembalilah mengelola
Kami menunggumu di ujung senja
Mojokerto, 09/05/2021
Jenis puisi: satire
puisi yang indah dan dalam
untuk baris puisinya agar tidak monoton, bisa diedit lagi tata letaknya, misal dengan memisahkannya dengan baris baru atau bisa gunakan block editor VERSE untuk merapikan
kata ‘kemana’ ganti jadi ‘ke mana’
LikeLike