Surat yang Pernah Kita Tulis

Akankah kamu menemukan surat ini di tahun 2031 dan tersenyum malu ketika membacanya seperti halnya surat-surat masa kecil yang pernah kamu baca sebelumnya?

unsplash.com

Saat kamu membaca surat ini, mungkin kamu akan mengingat masa-masa sulit di tahun 2020-2021, di mana orang-orang di seluruh dunia harus saling menghangatkan dan menguatkan satu sama lain agar tetap bertahan hidup, termasuk dirimu. Dan kamu memiliki satu waktu di siang hari, di penghujung bulan Februari ketika hujan dan terik mentari datang silih berganti, duduk menyendiri untuk memenuhi tantangan menulis surat ini. Surat yang katanya, untuk dirimu yang usianya telah bertambah 10 tahun. Komunitas Ikatan Kata agaknya berusaha membuatmu tersentuh akan surat yang pernah kamu tulis di masa lalu.

Uhm. Ini terdengar sedikit aneh untuk menyapa dirimu lagi karena kita selalu bersama. Jujur saja aku ingin segera mengakhiri surat ini. Tapi baiklah, apa kabar? Kupikir dunia yang kamu tinggali saat ini sudah terbebas dari ancaman pandemi, atau mungkin…. Tidak tahu. Dirimu sepuluh tahun yang lalu selalu ingin mendramatisasi keadaan ketika berbicara mengenai masa depan dunia. Jadi, lebih baik jika kita menganggap dunia saat ini selayaknya dunia yang diinginkan orang-orang pada umumnya.

Tentang kehidupan yang terus berjalan, aku ingin kamu tidak mempermasalahkan masa lalu dan menjadikannya sebagai sesuatu yang kamu ratapi di masa sekarang. Kamu tidak bisa berbuat apa-apa dengan masa lalu, tapi dengan melihat ke belakang kamu pasti menemukan apa yang seharusnya diprioritaskan sekarang dan hari-hari mendatang. Hiduplah dengan lebih banyak bahagia dan bersyukur, karena aku yakin hidupmu sekarang jauh lebih baik berkat usahamu yang tak pernah berhenti. Seharusnya memang begitu, bukan?

Aku hanya khawatir jika kamu masih sering menyimpan rasa sedih seorang diri, dalam waktu yang lama, tidak memiliki keberanian untuk membaginya dengan orang lain karena takut menyusahkan mereka. Tapi kuharap itu tidak terjadi. Aku sangat ingin melihat kesehatan mentalmu membaik sehingga kamu bisa menuju berbagai arah jalan yang kamu inginkan dengan langkah kaki yang ringan. Kurasa masih ada banyak keinginan baik yang harus kita wujudkan bersama.

Permasalahan dalam kehidupan adalah sesuatu yang kini sudah kamu pahami dan menjadikanmu lebih peka. Kuharap, apapun masalah yang datang itu, kamu selalu bisa menghadapinya dengan kepala dingin dan hati yang sabar. Yang terpenting, jangan sampai jatuh sakit karenanya.

Aku senang surat ini akan segera berakhir. Surat ini tidak runtut dan terlihat tidak punya arah, jadi aku tidak mau membuatmu bingung. Maaf aku tidak menyinggung masalah keluarga dan anak, atau detail karir dan pencapaian lainnya. Itu semata-mata karena aku yakin versi dirimu yang sekarang jauh lebih cakap (?) untuk membicarakan itu semua dibanding aku yang hidup 10 tahun lebih awal. Lagi pula, surat ini bukan surat yang menjadi rahasia kita saja. Aku malu jika pembaca mengetahui sesuatu yang sedikit sensitif di antara kita.

I am you. You are me. Let’s continue our life gratefully.

8 thoughts on “Surat yang Pernah Kita Tulis

    1. baik kak. maaf kak kalau boleh tahu, apakah judul yg terlalu panjang itu tidak boleh karena tidak lazim, bukan termasuk judul, melanggar aturan penulisan judul, dsb…? mohon alasannya kak, bisa untuk masukan dan pengetahuan baru bagi saya.

      Like

      1. Judul itu sejatimya menunjukkan isi tulisannya.

        Panjang atau pendek itu tergantung kebutuhan. Misal dalam jurnal ilmiah atau diktat skripsi.

        Untuk posmu ini apakah tak bisa buat judul yang lebih ringkas?

        Masih banyak varian judul yang bisa Frida buat untuk pos ini.

        Liked by 1 person

Comments are closed.