“… ingat preposisi, Ainin.”
Begitulah akhir sebuah komentar dalam tulisan saya di Ketik 5 yang bertajuk Ada Cinta di Balik Seorang Pahlawan. Sebuah kesengajaan yang terencana berhasil mendatangkan pernyataan yang diharap-harapkan. Hingga akhirnya saya beranjak pada Ketik 6 kali ini dengan topik yang sesuai pernyataan tersebut, yaitu preposisi.
Tajuk tulisan saya sebelumnya sangat jelas ada preposisinya. Bahkan di paragraf ini dan paragraf sebelumnya pun ada preposisinya. Lalu, apa itu preposisi? Sederhananya adalah kata yang berada di depan kata selanjutnya. Wkwkwk.

Setelah merampungkan sebuah tulisan, tidak serta-merta begitu saja bisa langsung kita publikasikan. Hasil tulisan tersebut perlu diteliti lagi secara jeli. Apakah ada kata atau kalimat yang ditulis tidak sesuai dengan tata bahasa yang baku. Jika kita dapati ada kekeliruan penulisan harus segera diperbaiki.
Sebuah tulisan akan mudah terbaca jika penulisannya sesuai dengan tata bahasa yang baku. Tulisan saya Ketik keempat sebagai contohnya, ada kekeliruan pemberian spasi. Sedangkan tulisan saya Ketik kelima ada kekeliruan pemberian tanda baca dan preposisi.
Selain tata bahasa, kita juga perlu menentukan dengan tepat akan ke arah mana tulisan yang kita kerjakan. Dari sana pula kita menjadi mudah memilih ke mana akan mempublikasikan tulisan kita yang telah rampung. Di antaranya :
- Blog pribadi
- Koran
- Penerbit
Jika ingin mempublikasikan tulisan pada pilihan ke-1, tentu akan lebih leluasa. Karena semua tergantung kita ingin menulis apa. Apapun tulisannya kita bebas mempublikasikannya di blog.
Jika ingin tulisan kita dimuat pada pilihan ke-2, maka kita perlu tekun mengirimkan karya tulis kita ke redaksi koran. Pihak redaksi akan melakukan kurasi yang biasanya memakan waktu sampai 3 bulan. Walaupun kita mengirim banyak tulisan, belum tentu semua tulisan itu akan dimuat.
Nah, untuk pilihan ke-3 ini akan jauh lebih memakan banyak kesabaran untuk bisa lolos kurasi dari pihak penerbit. Karena di ranah ini urusannya lebih kompleks. Tapi saat ini banyak juga penulis yang memilih jalur self-publishing, sebab banyak penerbit-penerbit rintisan yang melayani para pemula yang ingin karyanya bisa terbit.
Bagaimanapun usaha untuk mempublikasikan karya tulis kita, semua selalu ada tantangannya sendiri.
Ada pun selain menentukan arah dan ke mana akan mempublikasikan sebuah tulisan, kita juga perlu sering berlatih menulis. Tidak satu pun penulis hebat di dunia ini yang tidak pernah tekun berlatih. Dalam kondisi lelah pun mereka tetap terus berlatih setiap hari.
Semua usaha harus dikerahkan dengan sepenuh hati. Perihal keberhasilan itu bergantung pada-Nya. Apakah kehendak-Nya adalah keberhasilan ataukah sebuah pelajaran tentang kesabaran yang penuh keikhlasan. Maka selain usaha jangan lupa berdoa. Allah yang Maha dari segala Maha, hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan.
Mantab, Ainin. Menjelaskan preposisi dengan artikel tentang media menulis. Smg aktifitas kita di IK membuat kita lebih semangat dan konsisten menulis.
LikeLiked by 1 person
Amiin. 🤲🏼
Semongko 😬😬😬
LikeLike
akhirnya selesai juga ya
koreksi:
1. kata ‘kebaca’ bukanlah kata baku seharusnya ‘terbaca’ dan ini tidak dikategorikan ada preposisinya
2. ‘situ’ ganti dengan ‘sana’ kecuali yang kamu maksud adalah ‘situ’ yang berartti danau (dan ini tak ada hubungannya)
3. Ada pun (adapun) // Baca lagi BTS 2 – Partikel Pun
LikeLiked by 1 person
Ehmmm 😬😬😬 saya otak-Atik dulu
LikeLike
Dan gambarnya dikecilin ya, tarik (drag) aja dari sisi-sisinya supaya tidak terlalu besar
LikeLike