Pulang
Panggilan jiwa
Kerinduan yang meronta
Tak peduli ke mana melangkah
Aku pasti selalu kembali
Mengejar ketentraman hati
Tempat berlabuh
Rumah
Bahagia
Rengkuh kehangatan
Dalam naungan rumah
Tempat ternyaman di dunia
Bukan karena megah mewah
Sekedar bangunan sederhana
Berlimpah cinta
Kasih

***
Aku beritahu satu rahasia.
Ini adalah cerita tentang rumah. Ya, rumah dalam arti yang sebenarnya.
Rumah merupakan satu-satunya tempat yang selalu memanggilku untuk segera kembali. Tempat ternyaman di dunia, membuatku jarang bepergian apalagi menginap di mana pun. Karena tidur di rumah adalah nikmat terindah bagiku. Tiada tempat yang bisa menggantikan posisi rumah dalam hidupku.
Kalau kamu berpikir bahwa rumahku megah serta menawan, ah kamu salah besar. Sesungguhnya hanya bangunan kecil sederhana, kalau tidak ingin menyebut sangat sederhana. Jauh dari indah apalagi elegan. Bahkan masih ada titik bocor di sana-sini bila hujan turun lebih deras dari biasanya.
Kalau kamu berpikir bahwa rumahku tenang dan nyaman, ah kamu salah lagi.
Rumahku adalah tempat paling ribut. Ramai suara anak-anak, kadang teriakan dan tangisan silih berganti.
Terlepas dari semua itu, aku tetap mengatakan bahwa rumah adalah tempat jiwaku melekat. Bila aku sudah tinggal di satu rumah maka aku akan susah lepas darinya. Tak ingin beranjak walaupun mungkin diberi penawaran yang lebih menarik.
Aku beritahu satu rahasia lagi, bahwa ternyata jaminan betah dan bahagia bukanlah pada bangunan rumah. Megah dan kekinian, penuh perabot mewah tidak akan bisa menjamin penghuninya beroleh bahagia. Karena sesungguhnya, bahagia itu berasal dari hati yang bersyukur. Bersyukur bukan harus kalau sudah memiliki segala yang terbaik, tetapi bersyukur untuk segalanya, apa adanya dalam kehidupan.
Gassmom, 101220
Catatan.
Puisi dalam tulisan ini adalah puisi Patidusa, yang bila dibaca dari atas boleh, dibaca dari bawah juga boleh. Akhirnya akan menemukan makna yang sama. Dalam menulis puisi ini, mungkin belum bisa seperti diharapkan, karena aku juga masih harus terus belajar.
keren. aku baru tahu Patidusa, Mom
btw, sedikit koreksi:
1. kemana (ke mana)
2. sana sini (sana-sini)
LikeLiked by 2 people
Thanks koreksinya.
‘Ke mana’ koq bisa khilaf ya? ๐๐๐
‘Sana-sini’ memang kekhilafan hakiki ala aku, paling sering lupa kalo soal ini๐
Oke deh, langsung aku koreksi.
LikeLiked by 1 person
sip
LikeLiked by 2 people
Rumahku, surgaku. Seharusnya memang begitu. Betapapun rumah tetangga lebih indah,
sepakat, Ito.
Selangkah lagi, ketiknya Ito.. kita berlomba-2 dalam karya. ๐
LikeLiked by 2 people
Rumah tetangga selalu lebih indah,,, eh rumput ya.
Iya, selangkah lagi. Tapi susah konsentrasi sepertinya Pak he he he
LikeLiked by 2 people