Teman Terbaik

pexels-holiho-1105860

Kata orang, semakin bertambahnya usia maka akan semakin berkurang teman yang kita miliki. Sepertinya hal itu juga terjadi kepadaku, tapi sesungguhnya sejak dulu pun aku tidak punya banyak teman, apalagi teman dekat. Karena itu, tugas Ketik 7 ini lumayan sulit untuk dikerjakan. Setelah memikirkannya sekian lama, mungkin ini beberapa orang yang bisa kusebut sebagai teman baik, dulu maupun sekarang, yaitu :

  1. Vonny

Bisa dibilang Vonny adalah teman yang didapat dari permusuhan anak TK. Dulu setiap kali bertemu di area taman bermain sekolah, kami sering adu pelototan mata entah kenapa. Tapi waktu SD kami malah jadi lumayan akrab hingga sekarang. Dia jelas cantik dengan kulit sawo matang, lesung pipitnya yang khas dan badan yang tinggi semampai. Dia paling tidak suka kalau ada orang yang menggandeng atau merangkul tangannya saat jalan bersama, geli katanya. Aku tidak kenal seorang pun, apalagi perempuan, yang suka sekali warna kuning kecuali dia.

  1. Ayu

Ayu adalah teman yang sering pasang badan tiap kali ada orang yang mulai menggangguku. Ya, dia sangat pemberani dengan bermodalkan pukulan keras dan omelannya, saat SMP dulu. Dia pandai dalam pelajaran Matematika dan Fisika, jadi aku sering memintanya untuk mengajariku. Dia seorang pekerja keras sejak kecil dengan ikut membantu berjualan jajanan pasar buatan ibunya tiap istirahat sekolah. Dia punya wajah bulat berlesung pipit dan mata yang bulat berwarna hitam.

  1. Dewi

Dia adalah teman segala situasi dan kondisi. Teman yang paling sering berkomunikasi sampai sekarang. Dewi adalah anak bungsu yang mandiri karena sejak mengenalnya di bangku perkuliahan, dia tinggal sendiri di indekosnya. Karena kemandiriannya sebagai anak rantau itu juga dia jadi terasa lebih dewasa daripada aku. Kami berteman dekat sampai berani untuk menceritakan beberapa hal rahasia ke satu sama lain. Dia cukup perhitungan masalah keuangan, lebih perhitungan daripada aku yang sudah sering dibilang pelit. Ya, memang sudah bakat alami selain karena dia anak keuangan. Dia senang bersosialisasi, mudah bergaul dan sepertinya isi kepalanya penuh dengan petuah-petuah bijak. Dia lebih pendek dariku dengan wajah baby face yang membuatku sering memanggilnya ‘anak SD’.

  1. Winda

Ibu-ibu satu ini adalah teman sarkasku karena hanya dia yang paham sentilan yang sedang aku lontarkan tanpa mikir, tanpa bertanya dan tanpa baper. Tapi kami sudah bertobat, kok, sedikit. Haha. Dia lumayan cerewet jika dibandingkan denganku atau Dewi. Meski saat kuliah dulu dia sedikit bar-bar, tapi sekarang terlihat keibuan sekali. Ya, tidak heran karena sudah punya dua orang anak. Dia punya wajah cantik khas Sunda dengan kulit bersih dan wajah mungil yang kini dihiasi pipi yang mulai chubby. Baru kemarin dia menghubungi ingin bertemu aku dan Dewi di sebuah taman hiburan, hmm, alamat jadi baby sitter. Haha.

  1. Atasanku

Dia adalah atasanku di kantor, kepala bagian keuangan yang sebelumnya sudah berpengalaman menjadi manager selama 10 tahun. Dia adalah orang yang sangat terorganisir dengan jadwal kerja yang tersusun rapi. Meski begitu dia orang yang mudah panik tiap ada hal-hal yang terjadi di luar jadwalnya. Tapi pada akhirnya dia tetap bisa menyelesaikan pekerjaannya. Pengalaman memang tidak bisa bohong. Meski umurnya jauh di atasku, tapi dia bisa jadi teman diskusi yang menyenangkan. Dia punya tubuh yang lumayan berisi, menurut ceritanya dulu dia kurus tapi sejak melahirkan, badannya tidak bisa kembali seperti semula.

  1. Sepupuku

Dia adalah sepupu perempuan terdekat dan satu-satunya yang jarak usianya tidak terpaut jauh dariku, yaitu dua tahun lebih muda. Tapi karena dia adalah anak dari kakak ibuku, jadi aku memanggilnya ‘mbak’. Orangnya dulu tomboy dengan dandanan mirip lelaki dan tidak mau memakai rok. Tapi, lagi-lagi, karena sekarang sudah menjadi seorang ibu, dia semakin feminin. Dia juga orang yang supel dan mudah akrab dengan orang baru. Jelas, dia sangat cerewet dan pintar berbicara yang kalau sedang berdebat dengannya, si lawan kadang bisa kalah telak.

  1. Adikku

Aku tidak tahu mau mendeskripsikan siapa lagi, jadi kupilih adik perempuanku untuk yang terakhir. Dia adikku satu-satunya. Seperti saudara kandung pada umumnya, kami sering bertengkar. Mungkin karena jarak usia yang lumayan jauh yaitu 11 tahun. Atau karena dia yang terlalu mirip denganku dalam segala sisi, jadi kadang membuatku kesal. Dia tinggi, berkulit gelap dengan wajah oval dan mata bulat kecokelatan. Garis wajahnya kadang membuat dia terlihat ketus, apalagi kalau sedang mengerutkan dahi yang membuat kedua alisnya menukik. Dia lebih tidak bisa basa-basi daripada aku, makanya dia lebih memilih diam karena tahu kalau bicara pun pasti salah.

Sekian, semoga deskripsinya sudah cukup menggambarkan orang-orang tersebut sesuai dengan tugas Ketik 7.

Advertisement

2 thoughts on “Teman Terbaik

Comments are closed.