Musik dalam Perjalanan Kami

Hari yang cerah, persis seperti yang diharapkan.

Kami melakukan road trip lagi. Kami 8 orang, termasuk supir karena yang punya mobil juga teman dan dia menyetir sendiri, satu-satunya cowok di rombongan ini. Jangan tanya kenapa bisa muat 8 orang, itu karena body kami masih termasuk ideal walaupun sudah berstatus emak-emak rempong, hmm

Road trip kali ini sederhana saja, hanya sekedar perjalanan singkat. Start dari Pematangsiantar menuju Parapat. Dari Parapat menyeberangi Danau Toba menuju Samosir. Kami naik kapal Ferry dari Pelabuhan Ajibata karena mobil juga ikut menyeberang. Tiba di Tomok, dan rute mengelilingi Samosir tipis-tipis pun dimulai. Dari Tomok ke Pantai Pasir Putih Parbaba, lanjut ke Pemandian Air Panas Pangururan dan pulangnya naik kapal Ferry lagi lewat rute Simanindo ke Pelabuhan Tiga Ras.

Road trip yang simpel, karena hanya satu hari. Menyegarkan jiwa yang hampir jenuh dengan segala rutinitas. Menikmati keindahan Danau Toba juga panorama alam yang mempesona di Pulau Samosir.

Road trip dengan mobil bersama teman-teman pastilah mengasyikkan, apalagi kalau perjalanan diiringi dengan musik yang menambah keriangan dalam hati.

Perkara musik tenang saja, teman kami ini punya koleksi lengkap. Dia memang teman satu profesi tapi selain sebagai pegawai, juga mengerjakan job sampingan dengan mobilnya. Jam terbangnya pun sudah lumayan tinggi. Sehingga dia mampu mengenal berbagai karakter orang yang pernah menyewa mobilnya dengan segala selera yang berbeda termasuk musik. Itulah yang membuat koleksi musiknya lengkap. Dari lagu dangdut mendayu sampai remix. Dari berbagai bahasa, baik itu Jawa, Batak, Indonesia juga bahasa asing. Mau yang versi qasidah juga ada. Hanya, jangan request lagu rohani Kristen karena dia Muslim. Tapi kalau mau pasang sendiri dari gadget, boleh-boleh saja.

Seperti biasa, begitu mau berangkat, teman kami sekaligus guide ( biar keren kedengarannya, kalau dibilang supir nggak enak karena teman sendiri) pasti bertanya, “Pasang lagu apa kita?”

Sebagai Batak sejati (kecuali guide), otomatis lagu Batak yang dipilih. Apalagi teman yang duduk di depan, maniak lagu Batak. Lagu pop Batak pun menghiasi perjalanan kami. Diiringi senandung dari kami bila kebetulan hapal lagunya. Lagu yang paling banyak pengikutnya lagu Mardua holong, Orang ke tiga, Ho do na tarpillit, O Duma. Rata-rata semua tahu lirik. Semua ikut bersenandung menambah keriuhan dan keceriaan. Pokoknya lagu Batak mendominasi sepanjang perjalanan. Hanya sesekali diselingi dengan lagu Pop Indonesia dari berbagai artis seperti Judika, Ari Lasso, Noah, BCL dan lainnya.

Pada saat perjalanan pulang dari Pelabuhan Tiga Ras menuju Pematangsiantar, musik berubah. Berganti menjadi dangdut remix. Hal ini karena hari sudah malam. Perjalanan membutuhkan konsentrasi lebih dari guide kami. Jalanan sempit menanjak dengan hutan dan jurang di sebagian besar perjalanan. Sebagian kami sudah terlelap kelelahan. Jadi yang menguasai dunia permusikan sekarang adalah sang guide. Itu sebabnya dia memasang musik yang menjaga dia tetap waspada dan semangat.

Gassmom, 121020

Advertisement

8 thoughts on “Musik dalam Perjalanan Kami

  1. Asyik memang kalau dah lagu batak berkumandang. Semua heboh, suasana jadi semangat.

    Btw, bosku juga orang Medan, Ito. Marga Hutauruk. Kalau pas acara2 besar, lagu2 Batak gak ketinggalan. Apalagi kalau dan nyanyi lagu Anak Medan, semua berjoget. Aku juga seolah jadi anak medan. Hehehe

    Liked by 1 person

Comments are closed.