
Sebelum saya membahas tentang pahlawan, izinkan saya untuk sejenak menumpahkan perasaan melalui tulisan ini. Di tengah banyaknya kesibukan, saya menyadari bahwa saya masih kesulitan membuat sebuah tulisan dengan tema yang sudah ditentukan. Saya juga telah meniatkan diri untuk menulis setiap hari sampai akhir tahun 2020 ini, saya berdoa kepada Allah SWT untuk diberikan kekuatan dan keberkahan dalam hari-hari saya, juga kepada orang tua saya agar mampu terus mendewasakan diri, kepada teman-teman saya untuk dimampukan pundak membawa amanah dan kepada para anggota grup Ikatan Kata untuk saling menyemangati dan memberi kritik serta saran untuk kemajuan kita kedepannya dalam menggiatkan salah satu bentuk dari literasi ini.
Tentu kita semua memiliki kesibukannya masing-masing, dan berusaha untuk tetap pada lingkaran menulis dan orang-orang yang menggiatkan diri dalam kepenulisan. Saya tidak hanya membuat tulisan setiap hari, di sela-selanya saya menyempatkan diri untuk mengkoordinasikan tulisan dan desain dalam bentuk mikroblog yang saya buat di instagram saya, saya berharap dua bidang itu terus saya tekuni di samping pekerjaan utama saya yaitu mengajar. Semoga kita terus berada dalam keberkahan dan diridhoi oleh Allah SWT. Aamiin.
Selanjutnya mari kita masuk kepada pembahasan inti, yaitu tentang pahlawan. Mengutip tulisan saya sendiri dengan judul yang sama yaitu “Pahlawan yang Terus Hidup” yang saya tulis pada tahun 2018, bahwa Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November menjadi hari yang bersejarah pada masanya. Hari tersebut mungkin terbayang para pahlawan yang dengan gagah berani melawan penjajahan, melawan ketidakadilan, memperjuangkan kemerdekaan Negera saat kita mengheningkan cipta. Banyak perspektif yang mendefinisikan tentang arti dari kata pahlawan itu sendiri. Menurut saya, pahlawan itu tidak mati, ia akan terus hidup. Hidup pada hati dan pikiran kita. Walau apapun pekerjaan atau profesi kita entah itu menjadi guru, dokter, pilot ataupun lainnya, selagi kita terus memperjuangkan kebenaran, menegakkan keadilan dan berjasa bagi kepentingan masyarakat luas, itulah pahlawan. Maka pahlawan akan terus hidup dan meregenerasi jasa dan sebutannya.
Lalu di sini saya akan membahas pahlawan yang terus hidup bagi saya terkhususnya yaitu Ayah. Kita tahu bahwa jasa seorang Ibu dan Ayah tiada bandingannya di dunia ini. Kita memporsikan tiga kali lebih banyak untuk berbakti kepada Ibu menurut pandangan Islam. Kemudian kita berbakti kepada Ayah. Sosok Ayah bagi saya adalah sosok yang sangat luar biasa, kasih sayangnya meski tidak pernah ia tunjukkan layaknya seorang Ibu, namun Ayah menunjukkannya dengan mencari nafkah, bekerja keras menghidupi keluarga. Ayah bahkan kerap kali berkurang waktu tidurnya, terkadang selalu terjaga entah itu tentang pekerjaan atau pun masalah yang tengah mengusik pikirannya.
Sebagai seorang anak, saya tidak mungkin tidak mencintainya. Sebagai seorang yang introvert ini, anggapan saya tentang mencintai Ayah adalah dengan giat bekerja seperti dirinya dan menjadi seorang kakak yang baik bagi adik-adik saya. Saya juga kerap kali tidak berani mengatakan bahwa saya mencintai Ayah dan Ibu, tetapi saya ingin selalu mendoakan kesehatan dan keberkahan usia serta kelancaran rezeki kepada Allah SWT. Saya tidak bisa beradu argumen dengan Ayah dan Ibu, karena saya tidak ingin dianggap anak durhaka atau keras kepala terhadap keinginan atau impian yang kurang disetujui oleh mereka. Saya lebih memilih mengalah dan diam serta mendengarkan segala ucapan Ayah dan Ibu. Karena mereka yang selalu setia menerima saya apa adanya, meskipun saya beberapa kali pernah mengecewakan mereka. Dan saya berdoa kepada allah SWT, semoga Ayah dan Ibu lama-kelamaan akan mengerti dan memaafkan saya.
Begitulah sekiranya yang saya bahas tentang pahlawan yang terus hidup bagi saya. Tentu semua orang akan setuju, jika orang tua adalah salah satu pahlawan dalam hidup kita. Selebihnya tentang pahlawan yang kita tahu pada umumnya, kita menghargai dan mengheningkan cipta setiap tanggal 10 November, namun jika itu adalah orang tua kita. Maka setiap hari kita tentu hendaknya menghargai dan berdoa untuknya. Semoga kita senantiasa berbakti kepada orang tua kita, setelah kita berbakti kepada Allah SWT.
2 thoughts on “Pahlawan yang Terus Hidup”
Comments are closed.