Rona Merah Jambu

Setiap hari, sudah menjadi kebiasaanku untuk mencarimu di nurse station. Sangat mudah untuk melihatmu dari pintu tempat bekerjaku, yang memang tidak jauh dari tempatmu berada.

Aku semakin terbiasa untuk melihat matamu yang sembab, tanda kurang tidur. Bahkan, ketika kau menguap, lucu rasanya. Mengingat pandangan orang-orang tentang dirimu yang jauh dari kata “kelelahan”. Kau selalu penuh warna, bersemangat dan bergerak terus menerus seperti tidak tahu kapan berhenti. Aku menikmati waktu ini di pagi hari, waktu ketika tidak ada yang tahu dan tidak ada yang memperhatikan sisi menarikmu yang ini.

Terlebih lagi, aku sangat mengingat waktu itu. Ketika kita secara tidak sengaja saling memandang. Meskipun matamu terbayang-bayang oleh kacamata beningmu, tapi pancaran energi dari matamu tidak pernah bisa ditahan oleh apapun. Kau bersinar hanya dengan menjadi dirimu.

Tapi, kembali. Aku tidak pernah menduga reaksimu sesudahnya. Pipimu yang penuh mendadak memerah, diikuti dengan pupil matamu yang melebar. Kau lalu perlahan memalingkan muka dan berjalan dengan sangat lucu menjauh dariku.

Bukan pertama kalinya aku menemukan hal seperti ini darimu. Hampir setiap kali kita bertemu, No! setiap kali kita bertemu, kau selalu begini.

Mereka mengatakan bahwa sangat jelas kau tidak bisa menyembunyikan perilaku “salah tingkahmu”. Tapi, apa yang bisa aku lakukan? Aku menyukai reaksimu seperti ini, aku tidak menyangka kalau kau memiliki sisi hangat dan lucu seperti ini. Kau membuatku tersenyum-senyum sendiri jika mengingat peristiwa ini.

Perlahan, kau sudah mencuri lebih banyak waktuku untuk memikirkan seseorang. Kau bahkan sudah menumbuhkan semak belukar rasa penasaran yang menuntut untuk segera ditindaklanjuti. Kau sudah membuatku menyimpan lebih banyak porsi tentangmu dalam pikiranku.

Entah apa yang kau pikirkan, tapi inilah yang aku pikirkan tentangmu.

Catatan:

Tulisan ini lahir setelah beberapa kali menjadi saksi dua orang pekerja yang sama-sama saling salah tingkah ketika bertemu di rumah sakit kami. Saya ingin sekali segera menikahkan mereka setiap kali saya mendapati mereka berdua bertemu. Reaksi dari keduanya jelas sekali, keduanya saling tertarik satu sama lain.

Advertisement

10 thoughts on “Rona Merah Jambu

Comments are closed.