BTS 12 – Tentang Wawancara (Bagian 1)

Pos ini berhubungan dengan KETIK#15 – Wawancara

Bentuk Wawancara

Bentuk-bentuk wawancara antara lain:

  1. Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
  2. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
  3. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat telepon.
  4. Wawancara pribadi.
  5. Wawancara dengan banyak orang.
  6. Wawancara dadakan/mendesak.
  7. Wawancara kelompok di mana serombongan wartawan mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan sebagainya.

Jenis Wawancara

Ditinjau dari segi pelaksanaannya, wawancara dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

  1. Wawancara Bebas : Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada responden, namun harus diperhatikan bahwa pertanyaan itu berhubungan dengan data-data yang diinginkan. Jika tidak hati-hati, kadang-kadang arah pertanyaan tidak terkendali.
  2. Wawancara Terpimpin : Dalam wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali dengan daftar pertanyaan yang lengkap dan terinci.
  3. Wawancara Bebas Terpimpin : Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara mengombinasikan wawancara bebas dengan wawancara terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah membawa pedoman tentang apa saia yang ditanyakan secara garis besar.

Sikap-Sikap yang Harus Dimiliki Pewawancara

Saat melakukan wawancara, pewawancara harus dapat menciptakan suasana agar tidak kaku sehingga responden mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Untuk itu, sikap-sikap yang harus dimiliki seorang pewawancara adalah sebagai berikut:

  • Netral; artinya, pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju terhadap informasi yang diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah merekam seluruh keterangan dari responden, baik yang menyenangkan atau tidak.
  • Ramah; artinya pewawancara menciptakan suasana yang mampu menarik minat si responden.
  • Adil; artinya pewawancara harus bisa memperlakukan semua responden dengan sama. Pewawancara harus tetap hormat dan sopan kepada semua responden bagaimanapun keadaannya.
  • Hindari ketegangan; artinya, pewawancara harus dapat menghindari ketegangan, jangan sampai responden sedang dihakimi atau diuji. Kalau suasana tegang, responden berhak membatalkan pertemuan tersebut dan meminta pewawancara untuk tidak menuliskan hasilnya. Pewawancara harus mampu mengendalikan situasi dan pembicaraan agar terarah.

Jenis-jenis wawancara

  1. Wawancara serta merta adalah wawancara yang dilakukan dalam situasi yang alamiah. Prosesnya terjadi seperti obrolan biasa tampa pertanyaan panduan.
  2. Wawancara dengan petunjuk umum adalah wawancara dengan berpedoman pada pokok-pokok atau kerangka permasalahan yang sudah dibuat terlebih dahulu.
  3. Wawancara berdasarkan pertanyaan yang sudah dibakukan. Dalam hal ini pewawancara mengajukan pertanyaan berdasarkan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan atau dibakukan.

Tahap Tahap Wawancara

1). Tahap Persiapan

  • Menentukan maksud atau tujuan wawancara (topik wawancara)
  • Menentukan informasi yang akan dikumpulkan atau didata.
  • Menentukan dan menghubungi narasumber.
  • Menyusun daftar pertanyaan.

2). Tahap Pelaksanaan

  • Mengucap salam.
  • Memperkenalkan diri.
  • Mengutarakan maksud dan tujuan wawancara.
  • Menyampaikan pertanyaan dengan teratur.
  • Mencatat dan merekam pokok-pokok wawancara.
  • Mengahiri dengan salam dan meminta kesediaan narasumber untuk dapat dihubungi kembali jika ada yang perlu dikomfirmasi atau dilengkapi.

3). Tahap Penyusunan Hasil Wawancara. laporan wawancara terdiri dari bagian bagian sebagai berikut.

  • Tema atau topik wawancara.
  • Tujuan atau maksud dari wawancara.
  • Identitas narasumber.
  • Ringkasan isi wawancara.Isi wawancara dapat ditulis dalam bentuk dialog atau dalam bentuk narasi.

Beberapa hal yang harus dihindari ketika proses wawancara berlangsung yaitu :

  1. Menyampaikan pertanyaan yang sudah umum atau pasti jawabannya.
  2. Menanyakan pertanyaan yang inti jawabannya sama dengan pertanyaan sebelumnya.
  3. Meminta narasumber untuk mengulang-ulang jawabannya.
  4. Memotong pembicaraan narasumber.
  5. Bersikap lebih pandai dari narasumber.

Syarat Wawancara

  1. Ada pewawancara atau wartawan.
  2. Ada narasumber atau orang yang diwawancarai.
  3. Ada bahan yang dipertanyakan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berwawancara adalah sebagai berilut:

  1. Menentukan topik wawancara.
  2. Menetapkan narasumber.
  3. Menulis daftar pertanyaan.
  4. Merencanakan kegiatan wawancara.
  5. Mengidentifikasi pernyataan yang tepat untuk pendahuluan wawancara.
  6. Membuat janji dengan narasumber dan mengawali kegiatan wawancara.
  7. Menyempurnakan pernyataan untuk menutup wawancara.
  8. Melaksanakan wawancara

Persiapan Seorang Pewawancara

Persiapan seoarang pewawancara antaralain sebagai berikut:

  1. Sebelum melakukan wawancara seroang pewawancara sebaiknya menyusun daftar pertanyaan. Seorang pewawancara harus memiliki pengetahuan seputar hal-hal yang akan diwawancarai.
  2. Ketika melakukan wawncara bersikaplah sopan dan jangan memojokkan narasumber.
  3. Jadilah pendengar yang baik, jangan mengulang pertanyaan.
  4. Catatlah hal-hal pokok/penting dari hasil wawancara.
  5. Rangkumlah hasil wawancara, dan janganlah menulis yang bukan hal-hal pokok/penting.

Kerangka Wawancara

Kerangka wawancara adalah segala hal yang berisi atau menyangkut kegiatan wawncara seperti

  1. Topik wawancara
  2. Calon narasumber
  3. Pokok-pokok isi pertanyaan

###

SUMBER

Yuk belajar tentang sastra lainnya di sini.

Advertisement