“Corona is a small circle of light seen around the sun or moon, due to diffraction by water droplets” (Dictionary.com)
Nindi, seorang pelajar Indonesia yang baru saja memulai semester barunya di salah satu universitas di kota kecil-China. Ia terpaksa harus mengubur sementara niatnya untuk sekolah akibat isu mengenai wabah penyakit mematikan yang tiba-tiba saja melanda kota tempatnya tinggal. Penyakit ini membuat penderitanya mengalami demam tinggi, kelumpuhan ekstremitas (kaki dan tangan) hingga tidak sadarkan diri dan bisa tiba-tiba meninggal. Tidak ada yang tahu dari mana penyakit ini muncul, dan bagaimana menyembuhkannya. Akibat wabah penyakit ini, Ia bersama dua orang sahabatnya diminta tinggal di apartemen mereka dan tidak diperbolehkan keluar tanpa ijin.
Dear Tim Interpolasi,
Cerita yang ditulis terasa dekat dan nyata karena pembaca bisa merasakan hal yang sama seperti yang kita alami sekarang. Kasihan dengan kondisi Nindi dan teman-temannya.
Sedikit koreksi:
1. Pesehatan (kesehatan)
2. Kalimat, ” Pertama, penyakit yang terjadi di kota kecil tempat mereka tinggal saat ini dinilai sebagai ‘penyakit infeksius misterius’ yang menyebar sangat cepat antara manusia satu dan manusia yang lain dengan media penyabaran yang masih belum jelas juga.” —- terasa panjang dan ngos-ngosan saat dibaca. Bisa diakali dengan pemberian tanda koma atau dipilah lagi menjadi beberapa kalimat.
3. mereka tidak bisa hanya diam saja — kata ‘hanya’ dan ‘saja’ memiliki arti yang sama. Hapua salah satu kata tersebut.
4. Nindi binggung (bingung)
5. bergerak lebih lincah dibawah (di bawah)
6. Ia menggeruk sisa-sisa barang dalam toko, Ia menemukan beberapa barang yang pikirnya bisa dibawanya pulang —- pengulangan kata ia dan nya. Kalimatnya bisa disesuaikan lagi
LikeLiked by 1 person
Terima kasih atas koreksinya, Kak. Akan diperbaiki segera.
LikeLike
Sip
LikeLiked by 1 person
Aku baru membaca sampai selesai cerpen ini.
Bagus ceritanya, mbak Ayu.
Karakter utama, Nindi sungguh berjuang hidup dan mati di negeri orang. Nun jauh di kota kecil Cina. Rasa rindunya pada kampung halam, terutama keuda orang tua bisa dirasakan begitu harunya.
Akhirnya endingnya menjadi antiklimaks perjuangan seorang Nindi. Gadis yg baru menginjak dewasa di awal studinya di perguruan tinggi.
Nindi akhirnya tertidur, dan korona membangunkannya. Ternyata korona itu kosa kata bahasa Indonesia ya, baru tahu aku.
Btw, menulis cerita pendek sepanjang ini lumayan membutuhkan effort yg tinggi ya. Aku sdh merasakannya. Hehe.
Tapi semua terbayar ketika paragraf terakhir usai. Dan tentunya saat memposting di blog.
Kekurangan pasti selalu ada. Tapi di atas semua itu, sebuah proses akan menambahkan perbendaharaan pengalaman yg sangat berharga.
Nice story, mbak Ayu.👍
LikeLiked by 1 person
Terima kasih, Mas.
Tulisan ini memang terinspirasi dengan wabah covid-19 yang terjadi pertama kali di Wuhan-China pada awal tahun lalu sebelum wabah ini sampai ke Indonesia. Memilih Nindi sebagai karakter utama cerita terjadi begitu saja, Mas. Mungkin waktu itu karena berpikir ini akan menjadi ‘cerita pendek’, jadi tidak perlu sampai menambahkan karakter lain, cukup satu karakter dan pemikirannya saja. itu juga sepanjang ini ceritanya.
Benar, Mas. Kekurangan selalu ada, tapi begitu juga dengan usaha untuk selalu belajar memperbaiki diri. Semoga cerita pendek ini memberikan inspirasi bagi yang membacanya, setidaknya untuk belajar membuat cerita pendek juga.
Ayu tidak tahu nilai apa yang bisa diambil dari cerita pendek ini. Mungkin soal “perjuangan” untuk bertahan hidup dalam menghadapi situasi-situasi sulit heee
LikeLike