Cerita Buruh Pabrik di Masa Pandemi Corona

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

 

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari corona virus yang menular ke manusia. Walaupun lebih banyak menyerang lansia (orang lanjut usia), virus ini sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil dan menyusui.

 

Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.

 

Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.

Dret! Dret! Dret!

Handphone bergetar dan terlihat sebuah notifikasi. Ada pesan WA (WhatsApp) dari temanku, Yogie. Artikel yang sedang kubaca dari Alodokter itu tertunda. Layar berganti ke aplikasi WA.

“Leud, keur naon? Cageur, uy? Urang mah karek nganter si Mamah kontrol.”

Gie -begitulah panggilannya-, bertanya kabar dan apa yang sedang kulakukan. Katanya, dia baru saja mengantar mamanya kontrol bulanan ke dokter langganan.

Gie sudah seperti saudara bagiku karena kami cukup dekat. Cerita tentangnya pernah aku tulis dalam pos berjudul Perjalanan Waktu.

Pucuk di cinta, ulam tiba. Dari kemarin aku mencari bahan untuk mengerjakan KETIK#15. Lalu sekarang dengan munculnya Gie, muncul pula sebuah ide. Setelah ngobrol ngalor-ngidul tak keruan, aku membujuknya agar mau diwawancarai. Dengan cepat dia bilang oke.

Me : Assalamualaikum!

Gie : Alaikumsalam. Kumaha Leud, jadi wawancarana?

Me : Nya jadilah. Eh, ganti ngomongna pake basa Indonesia, Gie. Meh nu lain ngarti.

Gie : Enya, siaplah.

Me : Oke, Gie. Kita akan melakukan wawancara singkat terkait pekerjaan dan dampak dari pandemi COVID-19.

Gie : Njir, meni serius.

Me : Ish, ish. Indonesia.

Gie : Oh. Heueuh. Poho urang.

Me : Tenang, wawancara ala sersan. Alias serius tapi santai.

Gie : Lanjut.

Me : Gie, kerja di pabrik sudah berapa lama?

Gie ; Dari 2008. Berarti sudah 12 tahun.

Me : Wah, lama juga ya.

Gie ; iya. Merintis dari nol. Awal bekerja jadi admin terus lambat laun sekarang sudah jadi wakil kepala pabrik. Ngurus ini-itu. Segala macam. Ngoordinir anak buah dan ngontrol pekerjaan mereka

Me. : Kalau tanggung jawab lebih besar, gaji pun sesuai, bukan?

Gie : Ya, sih. Walaupun tidak sebesar gaji di Jakarta kayak kamu.

Me : Kan UMR Bandung sudah lumayan.

Gie : Bukan. PT. Na****x ini masuknya wilayah Sumedang. Jadi UMR ikut Sumedang juga. Dan UMR Sumedang itu lebih kecil daripada Bandung.

Me : Lokasinya di mana?

Gie : Rancaekek, Kabupaten Bandung.

Me : Tapi kok bisa masuk.ke Sumedang wilayahnya?

Gie : Ah, duka teuing atuh. Urang mah teu dipikiran.

Me : Indonesia, lur.

Gie : Oh iya iya. Saya mah tidak terlalu memikirkan itu sih. Sudah dapat kerja saja, saya sangat bersyukur.

Me : Benar. Apalagi di masa pandemi Corona ini.

Gie : Orderan dari klien juga jadi menurun. Sepi.

Me : Siapa saja kliennya?

Gie : Kliennya itu perusahaan pewarnaan kain yang ada di sekitar Jabodetabek, Bandung dan kota-kota di sekitarnya.

Me : Jadi pabriknya itu memproduksi apa saja? Kukira dari awal sampai akhir hingga menjadi kain aeperti yang ada di toko-toko.

Gie : Pabrik kita adalah pabrik kecil. Jadi hanya memintal benang jadi kain polos dengan berbagai jenis tipe. Kain yang sudah kita produksi dipesan oleh perusahaan pewarnaan kain. Mereka yang mencelup kain dengan varian warna yang beragam.

Me : Aku baru tahu ini.

Gie : Kalau untuk pabrik yang besar seperti Kahatex, hasil produksinya bisa dari awal sampai berupa kain jadi. Bahkan ada juga lho pabrik yang punya toko pakaian.

Me : Berarti itu pabrik sudah maju ya. Tidak hanya memproduksi kain tapi sampai jadi baju. Keren. Keren. Nah, nyambung sama yang tadi tentang Corona, apa dampak bagi pabrikmu itu?

Gie : Dampaknya luar biasa. Sebagian karyawan dirumahkan. Dalam artian mereka tidak lagi bekerja dan tidak digaji seperti biasa.

Me : Dipecat dong kalau gitu?

Gie : Hmm, gimana ya jelasinnya? Jadi, gini. Pegawai memang tidak lagi bekerja tetapi jika wabah ini reda dan situasi sudah normal, mereka nantinya akan dipanggil lagi untuk bekerja. Misalnya para operator mesin pemintal benang. Kalau pegawai sebelumnya dipecat, artinya nanti harus ada training lagi untuk yang baru. Itu butuh waktu lama. Jadi mendingan ambil pegawai yang sudah berpengalaman yaitu mereka yang sekarang dirumahkan.

Me : Bagaimana dengan sebagian pegawai yang iain?

Gie : Yang lainnya, contohnya saya ini. Kita tetap bekerja tapi dibagi jadwal masuk yaitu 3 hari kerja dan 3 hari libur dalam seminggu. Karena dalam kondisi normal pun pada hari Sabtu, kita masih masuk kerja.

Me : Alhamdulillah ya. Gajinya bisa utuh.

Gie : Tetap dipotong, Leud. Gak utuh.

Me : Kok bisa?

Gie : Jadi kita kan dihitung hariannya. Berapa hari kita masuk kerja dalam sebulan. Kita dibayar hanya setengah dari gaji yang biasanya. Mereka yang dirumahkan juga ada dapat uang dari pabrik tapi jumlahnya berbeda. Yang pasti lebih sedikit dari kita yang masih kerja.

Me : Bagaimana kondisi sekarang, baik di lingkungan pabrik atau rumahmu?

Gie : Keadaan masih cukup normal, tidak ada kepanikan yang mencolok dari lingkungan sekitar, hanya lebih waspada saat harus ke luar rumah

Me : Apa harapanmu terkait pekerjaan dan pandemi ini?

Gie : Semoga pandemi ini cepat berakhir, dan segala aspek yang berhubungan dengan pekerjaan kembali normal.

Me : Amin, Ya Allah.

Gie : Amin.

Me : Oke, dulur. Hatur nuhun pisan sudah mau diwawancarai.

Gie : Sami-sami.

Me : Mudah-mudahan Para Pengikat Kata dan pembaca yang menyimak ini bisa lebih paham atas kondisi yang sekarang terjadi. Khususnya bagi para pekerja pabrik. Aku berharap selepas wabah ini usai, ada sesuatu yang lebih baik sedang menanti kita. Apapun itu.

###

Keterangan :

  1. Lur adalah kependekan dari dulur yang berarti saudara
  2. Leud adalah kependekan dari buleud yang berarti bulat atau gemuk. Gie mamanggil seperti itu karena postur tubuhku. Untuk seseorang yang sudah akrab memang terbiasa memiliki sebuah panggilan untuk sahabatnya. Aku tidak bermasalah dengan sebutan itu. Seolah-olah kalau Gie memanggil leud secara tidak langsung dia menyuruhku untuk diet. Haha.
Advertisement

14 thoughts on “Cerita Buruh Pabrik di Masa Pandemi Corona

  1. Pada masa pandemi ini, kita benar-benar dituntut untuk beradaptasi dengan cepat terhadap apapun yang terjadi. Salah satunya adalah dalam dunia ‘pekerjaan’. Perusahaan yang mempekerjakan buruh harus cepat beradaptasi, sambil tetap mempertahankan hasil produksi. Sulit dan memang susah, apalagi banyak pembatasan di mana-mana.

    Saya juga berharap selepas pandemi ini, terbuka banyak lowongan pekerjaan, terutama untuk para buruh pabrik.

    Like

      1. Beberapa waktu yang lalu, saya membaca sebuah postingan dari instagram Washington-post. Dalam postingan itu, dituliskan bahwa covid-19 ini akan terus “ada”, sama seperti virus-virus lain seperti campak, HIV dan sebagainya. Vaksin yang kita tunggu-tunggu mungkin tidak bisa menjadi harapan utama kita. Hal seperti ini memang bisa diprediksi, apalagi kalau melihat dan belajar dari sejarah terjadinya pandemi. Tapi apakah kita siap?. Ini menjadi bahan permenungan kita semua.

        Like

      2. Bahan perenungan ya.

        Ibarat virus-virus yang sebelumnya mewabah, saat ini masih ada tapi karena vaksinnya sudah ditemukan jadi pasien bisa sembuh.

        Mari berdoa semoga vaksin Corona segera ada.

        Masalah selain kesehatan yang utama adalah perekonomian. Sedih kalau mendengar kisah pegawai yang banyak dipecat.

        Liked by 1 person

      3. Betul, Kak. Sedih sekali mendengar kabar tentang pemecatan karyawan pada masa seperti sekarang ini. Semuanya serba terbatas lagi, terutama untuk bisa bergerak dan beraktivitas di luar ruangan.
        Semoga keadaan kita dapat pulih secepatnya.

        Like

  2. Oh ya, sebagai saran Kak. Mohon untuk menerjemahkan bahasa daerah yang digunakan dalam tulisan ini. Mungkin bisa membuat terjemahan dalam kurung. Kasihan sekali kita-kita yang tidak paham bahasa daerah ini huhuhuhu. Padahal sangat penasaran untuk mengintip apa yang dibicarakan di setiap dialog.

    Like

  3. wah sangat masih bersyukur bisa bekerja di dalam kondisi sekarang ini, yang penting bia minum aja udah syukur ditambah makan apalagi kang.
    oya ya , itu bhasa sunda ya kang ?? 🙂

    Like

    1. Hai, Diah. Kita memang harus bersyukur setiap hari.

      Yupz, itu bahasa Sunda. Kalau ada kata yang tak kamu mengerti bisa ditanyakan.

      Btw, mana nih pos KETIK punyamu belum muncul.

      Xixixixixi…

      Like

      1. Hehehh iya kang ,,
        Bingung mau ngepost apa .. hehe
        Semoga bsk sabtu ato minggu aada ide kang hehe

        Like

Comments are closed.