Kalian Istimewa

Di KETIK7 ini, semua sahabat pengikat kata diberi challenge untuk mendeskripsikan 7 orang terdekat dalam circle kehidupan mereka. Okay, waktunya berpikir keras untuk menentukan siapa yang pantas mendapatkan posisi di dalam tulisan ini. Membosankan rasanya jika aku harus mencantumkan “tentang” keluargaku di sini. Lagipula hampir separuh umurku kuhabiskan di luar lingkungan rumah. Jadi, siapa yang harus kudeskripsikan? Temanku banyak, tapi yang kuanggap “benar-benar teman” mungkin hanya hitungan jari. Mereka yang benar-benar memiliki peran dan singgasana khusus dalam kehidupanku.

Bicara mengenai pertemanan, tak akan pernah ada habisnya jika kutuliskan di halaman kosong ini. Terlalu banyak hal yang telah mengisi relung kehampaan hidupku, walau hanya segelintir orang yang kuizinkan memasuki zona yang menurutku agak sensitif ini. Dalam real life, “kerewelanku” yang sehari-hari memenuhi beranda notifikasi takkan kalian temukan. Aku yang nyata, lebih suka berdiam diri, mengamati, lantas berdialog dengan diri sendiri. Tak ada yang bisa mengusikku ketika aku tenggelam dalam duniaku. Asap yang memenuhi kepala ini telah menenggelamkan aksara, hingga membuatku sulit bersuara. Sudah cukup basa dan basinya, huh! Dengan ini, kuputuskan merekalah yang terpilih.

1- Ola

Manusia pertama yang kukenal saat kakiku menginjak dinginnya lantai asrama perkuliahan untuk pertama kali. Kulit pucat, wajah datar, dan rambut pirangnya sempat membuatku bergidik ngeri saat itu. Namun tak kusangka, kita menjadi teman dekat di hari-hari setelahnya. Ia selalu antusias jika aku mengajaknya berdiskusi mengenai warna rambut. Bahkan aku menjadi kelinci percobaannya dalam bereksperimen. Kita bertiga sangat terlampau dekat. Kita? Ya, aku, ola, dan satu lagi wanita bermata dua, berhidung, bertelinga, dan bermulut yang akan kujelaskan setelah ini. Senyum mereka sudah menjadi senyumku, begitupun tangisnya. Kok jadi melow si! Ola memiliki sedikit permasalahan dengan “diri dan pikirannya“, begitulah yang aku rasakan. Aku dapat membaca pikiran, perasaan, bahkan gerak-geriknya. Ketika ia menyimpan sebuah rahasia, aku dengan santai berbicara “Aku tahu la! Tahu!” Begitulah, bocah bertubuh mungil, yang bercita-cita menjadi dokter, tapi mundur karena tahu passionnya berada di dunia salon. Sayang sekali, ia tak bisa membersamaiku hingga kelulusan nanti. Dimanapun kamu berada, jaga selalu senyummu okay!

2- Alya

Wanita asal kota Bekasi yang kebetulan dipertemukan denganku dalam naungan asrama yang menyenangkan. Di awal pertemuanku, satu kata yang seolah menjadi label di wajahnya “jutek“. Astaga Al, sungguh aku tak bergurau, aku benar-benar benci wajah itu. Tapi, yang ada setelahnya malah pelukan hangat dirinya saat aku hanyut dalam keputusasaan. Manusia berhidung mancung, dan berparas manis ini menjadi teman dekat keduaku. Beberapa kegemarannya yaitu, bermain game online, selfie, dan mengacau waktu rebahanku. Ia sangat piawai menyimpan perasaan dan suasana hatinya. Di saat dirinya sendiri membutuhkan motivasi agar tetap kuat, ia selalu mampu menebar tawa khasnya. Kamu kuat Al!

3- Maryam

Namanya mirip dengan nama ibunda Nabi Isa alaihissalam, begitu pula sifatnya. Wanita kelahiran tahun 1999 ini telah menciptakan banyak kebersamaan denganku. Parasnya yang ke-arab-araban selalu membuatku berdecak kagum. Tubuhnya yang mungil membuatnya terlihat lebih muda dibanding usianya yang sudah menginjak kepala 2 itu. Setelah Ola memutuskan untuk pergi menyisakan kami berdua, Mayam pun menyelinap masuk menggantikan sosoknya. Pemikirannya yang dewasa selalu menjadi penengah di antara huru-hara kemalasan para kaum rebahan. Berbeda dengan aku dan Alya yang selalu asik berkutat dengan gawai, ia dapat memanfaatkan waktunya dengan baik. Selalu mengingatkan kami saat waktu makan tiba, menegur kami saat terlena dengan kesalahan, dan begitu sabar menghadapi diriku dengan segudang egonya. Thank you for being my unpaid therapist mayam!

4- Farah

Aku dan kawan sekamar sepakat untuk memberinya sebutan “Umi”. Kami menobatkannya menjadi ketua kamar. Dan memang ia berhasil menyulap kamar kami menjadi “The Cleanest Room” yang terpilih untuk lokasi shoot profil Ma’had. Seorang sosok yang memiliki kepribadian dewasa, agamis, dan ramah. Entah aku tak tahu rahasia di balik pertemuanku dengannya, mungkin Sang Pencipta ingin aku kembali ke jalan yang benar. Seluruh kalam yang tercipta dari lisannya merupakan perkataan yang bermanfaat. Tak ada waktu yang sia-sia terlewati dalam hidupnya. Kalian takkan pernah menyangka, di balik tubuh mungilnya terdapat sebuah jiwa kedewasaan yang menghiasi. Ia selalu kujadikan panutan utama ketika tercebur dalam sebuah hal yang sia-sia. Thanks for being my motivator umi!

5- Qonita

Anak perempuan dari seorang ustadz sekaligus penulis buku yang pernah kubaca ini kebetulan mendapat jatah ranjang di kamarku. Sungguh beruntung nasibnya, disatukan dengan diriku yang sama-sama memiliki kegemaran rebahan hehe. Rambut keritingnya selalu menjadi bualanku setiap hari. Aku gemash dengan rambutmu qonit! Dan jangan lupakan wajah ke-arab-araban yang merupakan warisan dari Abi dan Umi tercintanya. Pembawaannya yang santai membuatku enjoy berkawan dengannya. Ia gemar membuat humor recehan yang mengundang gelak tawa dan sorakan riuh kami. Di balik diamnya, ia menyimpan banyak keahlian selain membuat humor recehan yang tadi telah kusebutkan. Ia juga memiliki tangan yang sangat lihai menciptakan karya seni khas pelukis ala-ala. Nice to meet you qonit!

6- Aida

Aku tak pernah sanggup bercerita tentang dirinya. Sudah begitu banyak hal yang tercipta antara kami. Perempuan berparas manis yang memiliki lesung pipi ini telah menemani perjalanan hidupku sejak aku menginjak masa remaja. Ia juga gemar menulis dan berkata-kata sama sepertiku, bahkan aku belajar darinya. 7 tahun bukan waktu yang singkat untuk mampu mengenal dirinya. Sosok perempuan yang teguh pendirian, baik hati, dan ramah. Ketulusan kata-katanya bahkan mampu menggedor pintu batinku demi menyadarkanku akan kesalahan. Di balik ketegaran penampilannya, aku ingat bagaimana ia menangisi dirinya sendiri atas kesalahannya di pundakku. Hubungannya dengan keluarga sedang tidak baik kala itu, dan aku terus memotivasinya untuk terus berdiri kokoh. Ia yang sekarang bahkan lebih mengagumkan dari dirinya yang dulu. Aku yang tumbuh bersamanya sangat menyadari hal itu. Thanks for being my best friend ever da!

7- Arya

Kali ini, yang ingin ku ceritakan adalah seorang pria. Tidak, tidak, ia bukan pacar, atau TTM, atau apapun itu sebutannya. Benar-benar murni seorang teman. Tak perlu kusampaikan bagaimana pertemuanku dengannya. Ia tinggal di negara yang bersebelahan dengan negeri tercinta kita ini, Malaysia. Aku mengenalnya setahun yang lalu. Pekerjaan kedua orang tua membuatnya terpaksa harus tinggal berpindah-pindah negara. Ia berkebangsaan Indonesia, tapi sepertinya sudah mulai menetap di negara tetangga kita itu. Berbeda dengan kita yang akrab dengan aroma bangku sekolah, ia menghabiskan masa pendidikannya di rumah “home schooling“. Pria berwajah manis ini, berumur setahun lebih muda dariku. Aku menyukai kepribadiannya yang unik. Seluruh percakapanku dengannya berisi diskusi-diskusi seru, tentunya di tengah kesibukannya yang sangat padat. Satu hal yang membuatku sempat heran, kenapa ia tak pernah menggunakan emoticon ketika mengobrol via chat? Dan jawabannya sederhana, “ribet milihnya” haha. Gemar membantu orang tua, mulai dari memasak, beres-beres, dan kegiatan rumah lainnya. Hey Arya, pulanglah ke negeri asalmu nak! Haha.

Akhirnya aku dapat menamatkan cuap-cuap ini. Yeaay! Mereka yang telah kusebutkan adalah sosok manusia-manusia yang kuizinkan masuk ke dalam zona nyamanku. Terima kasih kalian, terlebih yang telah sabar menghadapi segudang egoku. Sekian, see you soon!

Advertisement

13 thoughts on “Kalian Istimewa

Comments are closed.