Surat Untuk Diriku Di Tahun 2030

ilustrasi: pixabay.com

Sebelumnya tak pernah terpikir olehku, aku akan menyuratimu. Terdengar aneh rasanya mengirim surat pada diri sendiri, ditambah lagi untuk kamu baca pada sepuluh tahun yang akan datang? Membayangkanmu masih bisa makan enak di tahun depan saja tak pernah kulakukan.

Tapi baiklah, karena ini hanya sebuah challenge menulis tak ada salahnya aku mencoba.

Wahai diriku di masa depan,
Aku merasa tak perlu ikut merisaukan seperti apa keadaanmu sepuluh tahun yang akan datang. Sebab aku tak tahu, akan sampaikah masa itu? Aku hanya berharap keadaanmu lebih baik dari saat ini. Kamu boleh menjadi apa saja, tak hendak aku menerka-nerka apalagi hendak merancang nasibmu. Bagaimana keadaanmu nanti aku ingin dirimu tetap menjadi misteri, karena itu akan menantang adrenalinku untuk tetap memelihara harapan dan bekerja dengan baik di hari ini. Biarlah tabir gelap itu tetap menyelimuti masa depan, agar aku bisa menjalani detik demi detik tanpa beban.

Betapa banyak orang memiliki rencana sempurna, tetapi hasil berkata lain. Dan betapa banyak orang meraih pencapaian yang tinggi tanpa pernah diduga dan direncanakan. Itu artinya setinggi apapun pencapaianmu di sepuluh tahun mendatang, itu bukan melulu hasil usahamu, melainkan berkat campur tangan Tuhan. Jika kamu menyadarinya, hal itu tak akan membuatmu bersikap sombong. Dan bila usahamu tak sesuai harapan, kamu akan mudah menerimanya dengan ikhlas dan lapang dada.

Walau demikian, aku tetap menyiapkan rencana. Rencana dan harapan yang sederhana, rencana sebatas ikhtiar manusia yang tidak sampai menyita segenap hati dan pikiran. Apalagi membuatku tak bisa tidur nyenyak karena mengkhawatirkanmu. Yang lebih penting aku akan berusaha agar tetap bisa menjadi manusia seperti yang dikehendaki Tuhan. Semoga diriku bersabar menjalaninya, karena dalam prakteknya aku perlu terus belajar dan menghadapi ujian seumur hidup.

Apa yang terjadi pada dirimu saat itu tak akan lepas dari skenario Tuhan yang menggenggam jiwamu. Aku yakin, Ia punya rencana yang baik untukmu meski belum tentu menyenangkanmu. Dan sebaik apapun rencanaku tak akan bisa mengubah apa yang telah tertulis di alam azali. Aku hanya berharap, kamu tetap kuat, tetap bahagia apapun adanya dirimu saat itu.

Anggap saja ini sekedar perbincangan ringan yang ditemani secangkir kopi pengusir dingin dan sepi di malam hari. Penetralisir isu yang meneror hampir seluruh penduduk bumi sebulan terakhir ini. Kamu tahu, betapa takutnya manusia modern saat ini dengan makhluk kecil tak kasat mata bernama: virus Corona. Virus di mana kelak kamu akan menyebutnya sebagai virus yang sangat menggemparkan di satu dasawarsa yang lalu. Entah apa rencana Tuhan dengan semua ini. Barangkali Tuhan ingin menunjukkan betapa makhluk sepertimu teramat lemah. Lemah, di tengah obsesi sebagian manusia yang ingin menyaingi Tuhan atau mempertuhankan yang lain sehingga melupakan kuasa-Nya.

Kuharap kelak dirimu semakin mampu memahami peristiwa-peristiwa di masa saat kamu menuliskan surat ini.

Awalnya aku ingin merisaukan keadaanmu. Mempersiapkan mimpi-mimpi untukmu dan anak-anakmu. Tetapi aku teringat petuah, bahwa yang perlu lebih dijaga dan dikhawatirkan adalah asset berharga yang sudah ada dalam genggamanmu, yaitu HARI INI. Ya, hari ini adalah satu-satunya harta yang sudah pasti kamu miliki. Itu yang perlu kamu gunakan dengan sebaik-baiknya, sesempurna-sempurnanya. Sebab masa lalu tak kan bisa diputar kembali, dan masa depan masih menjadi rahasia Illahi.

Kiranya itu saja pesanku. Semoga Allah senantiasa bersamamu.

Jika Allah menghendaki kamu akan sempat membaca surat ini di bulan Maret 2030.

Salam,
Dirimu sepuluh tahun yang lalu

Depok, 4 Maret 2020

****

12 thoughts on “Surat Untuk Diriku Di Tahun 2030

  1. mantap mas, semoga sepuluh tahun kemudian masih diberi umur untuk membacanya

    sedikit saja kata ‘adrenalinku’ (kata ku kenapa tidak sekalian dicetak miring? itu menyatu dengan kata adrenalin)

    Liked by 2 people

  2. sepertinya diriku terwakili oleh suratnya Mas Heri, jadi kalaupun nantinya ditemukan kemiripan mohon permaklumannya bukan buah penyontekan tapi beginilah adanya

    Liked by 1 person

  3. wah seperti apakah 10 tahun yang akan datang diri ini dan kita semua. ini pasti menjadi sejarah. 10 tahun yang akan datang, tahun 2020 akan menjadi sejarah 🙂

    salam

    Liked by 1 person

Comments are closed.