#Musimkemarau
Kering
Rapuh
Panas membara
Gersang
Tidak nyaman!
..
#Kebakaran
Merah
Menyala
Membara
Menyakitkan ketika mendekat
Menarik ketika malam
Menghasilkan putih, abu-abu.
Berlarian kaki-kaki
Menebas belukar
Menggali lapisan tanah
Membawa beban
Obat untuk meredakan rasa marah
Setetes demi setetes
Sampai habis
Sampai kering!
Suara-suara hanya bisa diam
Ketukan jari-jari mendadak berhenti
Jepretan kamera, lari entah kemana
Tidak ada dan,
Bisu.
…
#Sisakebakaran
Hijau jadi hitam
Coklat, musnah karena merah, dan berganti
hitam
Bersisa arang
Gosong!
…
#Saluranpernapasan
Putih, Abu-abu
Menyesak hingga ke ruang-ruang sempit kelambu
Mengisi setiap angka kosong di sudut, gosong
Mengganti dan mendesak yang jernih untuk pergi
Meninggalkan hingga bolong,
Racun!
…
#Mata
Menekan, menghujam tajam hingga ke dasar saraf-saraf mikro
Merah, panas, mengalir air
tidak tahan!
…
#Rumahsakit
Bergerombol, datang
Mengeluh yang sama
Menceritakan,
Berharap hal yang (juga) sama,
“Lepas dari jerat terkutuk!”
Hingga tenang dan kembali damai.
…
#Perawatan
senyum mereka yang berseragam putih, berharga jutaan rupiah
Kelegaan, kenyamanan berharga ratusan ribu
Kesegaran dalam tabung besi itu juga sama,
Mahal!
…
#Kembali
Berderu sendu menanti bunyi
Tik
Tik
Tik
Karena sudah tiada sisa.
Hitam arang,
Sesak menyiksa,
Mendengus tandus,
Menghujam kejam.
Hilang sudah
Musnah sudah
Lepas sudah
Pergi sudah
Hijau ubahmu jadi hitam
Coklat ubahmu jadi hitam
Hitam sudah menjadi raja, dan
Manusia hampa merana
Terkapar tak berdaya
Berderu sendu menanti nyanyian berjudul “Tik-tik-tik”
Tapi, Ia tak juga datang.
Lalu kembali tahun,
Mengitasi putaran yang sama.
Sia-sia.
…
Catatan:
Tulisan ini tercipta selama masalah kabut asap menghantam masyarakat di kota Palangka Raya dan sekitarnya beberapa bulan yang lalu.
Membayangkan suasana saat itu, sangat menyiksa pastinya ya, mbak. Semoga tidak terjadi lagi di masa yang akan datang. Amin.
LikeLiked by 1 person
Ia, Mas. Saat itu benar-benar mengerikan.
Sebagai Manusia, udara adalah kebutuhan utama kita. Tapi, ketika kebutuhan utama itu tidak tersedia, sengsara dapatnya.
Udara benar-benar menjadi kebutuhan yang sangat mahal saat itu.
Belum lagi baru-baru ini dunia juga berduka karena kebakaran hutan di Australia. Bumi kita benar-benar sedang sekarat saat ini.
Amin..semoga tidak terjadi lagi di masa depan. Pencegahan harus benar-benar dijadikan prioritas dan investasi.
LikeLiked by 2 people
amin. semoga tidak ada lagi bencana kebakaran
sedikit koreksi : kemana (ke mana)
LikeLiked by 1 person
Amin, Kak.
Siap, ke mana 👍
LikeLike
😥 semoga tidak ada lagi bencana
LikeLiked by 1 person
Amin, Mas Nunu 🙏
LikeLiked by 1 person
sama mbak, kabut asap juga melanda Palembang-Jambi
terkadang kalau lagi parah, warna langit jam 2 siang bisa berwarna merah
LikeLiked by 1 person
Ia, Mas. Bencana kabut asap yang terjadi beberapa waktu yang lalu di Indonesia, tidak hanya terjadi di pulau Kalimantan saja, tapi juga pada beberapa wilayah lain di Indonesia. Salah satunya Palembang-Jambi. Saya melihatnya dari warta berita di TV. Prihatin, sangat prihatin. Semakin tahun, kebakaran hutan semakin parah saja, dan manusia pasti adalah korban (dan kemungkinan besar adalah penyebab juga).
Tulisan ini terlahir karena kejadian waktu itu.
LikeLiked by 1 person