Akhirnya, Misi Yang Tertunda Itu Tuntas

Thanks God, akhirnya pekerjaan yang tertunda selama ini tuntas. Sebuah tugas dari Komunitas Ikatan Kata yaitu #Ketik8 yang mana tugas tersebut adalah Blog Walking ke rumah semua member, membaca tulisan terakhir dan meninggalkan komentar. Tugas ini diberikan bulan November kemarin dan karena kesibukan dan berbagai alasan lain aku menunda mengerjakannya. Bukan hanya menunda bahkan tidak mengerjakan sampai akhirnya ketik demi ketik pun berlalu bahkan sekarang sudah sampai #ketik11. Tetapi, komitmen sudah terlanjur diikrarkan dan tidak menepati komitmen rasanya ibarat dikejar-kejar hutang. Hari ini aku memutuskan menuntaskannya. Mungkin sudah garing bahkan basi bagi member lain tetapi intinya aku harus tetap menyelesaikan ini. Jadi tanpa banyak basa basi lagi, inilah hasil perjalananku.

Photo by Burst on Pexels.com

  • Fahmi Ishfah Beliau ini adalah penggagas dan akhirnya membidani lahirnya Ikatan Kata, sebuah pemikiran yang layak diacungi jempol untuk sebuah kemajuan. Beliau ini cukup rutin menulis bahkan seingatku dahulu selalu memposting tulisannya rutin setiap hari setiap pukul 12. 04 WIB. Tetapi akhir- akhir ini sepertinya tidak begitu lagi. Mungkin sibuk mengurus komunitas atau sibuk dalam pekerjaan, entahlah. Beliau ini sepertinya adalah sosok yang selalu menginginkan kesempurnaan terlebih dalam kaidah penulisan. Kesalahan penulisan yang paling kecil sekalipun bisa dilihat. Bagus juga ada yang seperti itu, untuk sebuah kebaikan. Dalam misi kali ini aku menuliskan komentar pada tulisan beliau berjudul: 7 Tipe budak promo dan menuliskan komentar, “Aku bukan orang yang gampang tergiur promo. Apalagi dari dulu aku sudah menanamkan suatu keyakinan (berdasarkan apa yang aku lihat) bahwa rata-rata promo itu sudah dinaikkan duluan harganya. Atau memang sudah barang lama. Satu-satunya promo yang membuatku tertarik dan langsung memanfaatkan hanyalah promo transportasi.”
  • masHP Bapak yang satu ini memberi gambaran figur seorang bapak dalam Ikatan Kata, mungkin karena beliau termasuk salah satu admin yang mengurus tetek bengek soal tugas #Ketik. Atau memang karena usianya yang paling tua di komunitas, entahlah. Menurut beliau, menulis mengendorkan otak yang kadang ruwet. beliau juga mengatakan belum bisa menulis serius tetapi dari apa yang aku baca, tulisan beliau sudah serius apalagi dalam membuat cerpen, enak dibaca. Aku mampir dalam salah satu tulisannya berjudul Pulang Tanpa Pesan dan menuliskan komentar, “Situasi yang sangat sulit untuk pasrah menerima bila memang begitu kenyataannya. Mewek bacanya, so sad….”
  • Frani Ayu Kalau membuat tulisan pasti serius dan panjang. Sebagai Perawat dengan peminatan dan spesialisasi Kesehatan Jiwa, dia cukup sering menulis tentang keperawatan khususnya jiwa. Pribadi ulet dan layak jadi panutan bagi para perawat Indonesia saat ini yang kerap dipandang sebelah mata dan cenderung tidak dianggap sebagai profesi padahal sebenarnya sudah merupakan suatu profesi bahkan untuk meraih pengakuan itu harus melewati serangkaian ujian kompetensi. Mungkin pengalaman bekerja di luar negeri yang menempa dirinya ditambah lagi memang karakter dia yang selalu ingin maju dan berhasil. Aku cukup sering membaca tulisannya dan kali ini aku mampir pada tulisan Harapan, Kegagalan Dan Keberhasilan, Ketika Kita Ingin Menyelam Lebih Ke Dalam. Pada tulisan tersebut aku meninggalkan komentar, “Caraku menyikapi kegagalan cukup klise dan dipakai banyak orang. Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda dan pasti di balik itu ada sesuatu yang lebih indah dan lebih baik walaupun menyadarinya belakangan. Kuimani dan kuaminkan. He he he,,, aku memang terlalu santai sih dalam hidup ini. Beda dengan dirimu yang…layak diberi jempol😊😘👍”
  • Aby Pemilik blog Catatan Hatiku yang katanya dipanggil oleh teman- temannya dengan nama Sultan Nganyelin karena dalam setiap debat dia selalu memiliki argumen untuk mengimbangi si lawan debat. Aku mampir dalam tulisan Tak Bisa Diprediksi, sebuah tulisan tentang sebuah rencana menempuh hidup baru. Komentarku adalah, “Hidup adalah misteri, tidak ada yang tahu esok bahkan bagaimana satu detik ke depan. Btw, semoga lancar setiap langkah demikian juga hari pernikahan nanti. Bahagia selalu …”
  • Risna Memberi nama blognya Tulisan Kucca yang ternyata artinya adalah singkatan dari baca buku yaitu Caku dan kemudian dibalikkan menjadi Kucca. Hmm, unik juga jadinya. Aku mampir pada tulisan Kehilangan Alasan dan meninggalkan komentar, “Selamat ulang tahun ya, walaupun telat. Ternyata ultah kita berdekatan.”
  • Hani Berasal dari Kalimantan Barat. Aku belum banyak membaca tulisannya dan kali ini aku mampir pada tulisan Obiqu, Solusi Menikmati Internet Di Mana Saja dan memberi komentar, “Sangat informatif. Semoga semakin banyak yang dapat menikmati kemajuan tegnologi dengan adanya solusi ini. Thanks sudah berbagi info.” Komentar tersebut menunggu moderasi.
  • Narno Guru Biologi yang rutin menulis puisi setiap pagi seolah puisi itu adalah sarapan pagi baginya. Salut kepada orang yang bisa konsisten begitu. Aku mampir dalam sebuah puisi berjudul Biarlah Kucatat Dalam Ingatan dan memberi komentar, “Penerimaan yang alami tanpa rekayasa, karena mereka masih polos apa adanya. Keren puisinya Pak.”
  • Nunu Seorang yang awalnya muncul dengan selalu merendah seolah tidak bisa menulis apa pun tetapi ternyata setelah tulisannya muncul, dia adalah pemilik langit dan bumi karena banyak hal yang dia tahu. Aku juga suka gaya menulis dia. Dari hasil membaca di WA grup sepertinya asam manis dan garam kehidupan pun sudah banyak dia kecap. Benar- benar penganut ilmu padi yang perlu ditiru. Aku mampir dalam tulisan Hukum dan memberi komentar, “Aku idem dalam hal ini…..”aku lebih memilih apatis untuk hal semacam ini, dan memang kebetulan sudah sangat lama sekali aku tidak mau ikut campur untuk urusan yang tidak mengganggu hajat orang banyak. “
  • Rifihana Seorang penulis yang sudah memiliki beberapa buku dan novel. Saat ini juga sedang menulis novel. Aku senang membaca posnya tentang surat menyurat karena mengingatkan aku pada hobby zaman masih muda dulu he he he, serasa sudah tua saja diriku jadinya. Suatu hobby yang biasa dahulu tetapi masa sekarang menjadi sebuah hobby yang unik. Aku saja sempat tak percaya kalau masih ada yang menekuni hobby tersebut saat ini. Aku singgah pada tulisan Tugas Dan Segelas Coklat yang menceritakan sedang mengerjakan tugas sambil menikmati coklat yang diperoleh dari Sahabat Pena. Hal yang membuatku kembali mengenang masa lalu ( ceile…) dan berkomentar, “Senang ya diselipkan begitu. Jadi ingat dulu juga pernah dikirimi Sahabat pena kripik pisang dari Papua, pernah juga kipas kayu cendana yang wangi banget. Pokoknya seringlah dapat kiriman. Yang paling lucu pernah dikirim duit diselipkan di surat. Pengirimnya tentara yang sedang bertugas di Timor Timur kala itu.”
  • Faisal Fahmi Marpaung Anak Medan yang membuat menulis sebagai wadah mengeluarkan zat sisa pikiran dan kadang menjadikan menulis sebagai obat tidur. Mungkin alasan obat tidur inilah yang membuatnya sering menuliskan pos pada tengah malam. Aku sudah pernah membaca tulisannya di sebuah platform dan aku suka dengan gaya menulisnya walaupun akhir- akhir ini sepertinya dia lebih sering menulis puisi dan tulisan bertema musik. Sejauh ini aku tetap menyukai puisi- puisinya tetapi kalau untuk tulisan tangga nada semacamnya aku masih jarang membacanya. Walaupun begitu dalam rangka misi Blog Walking ini aku malah kesasar di sebuah pos tentang musik yaitu Kadens Plagal. Dan komentarku di sana adalah sebuah komentar jujur, “Sejujurnya aku memang tak suka hu hu hu…dan akibat not balok dan entah tanda apalagi aku pernah dihukum berdiri sewaktu SMP pas mata pelajaran Kesenian.(Koment ini Menanggapi kalimat terakhir wacana di atas)”
  • Maul Seorang yang menyadari betul sebuah ungkapan dari Imam As-syafii: “Jika kamu bukan anak raja, dan bukan pula anak ulama besar, maka menulislah.” Aku mampir dalam sebuah tulisan Maukah Kamu Bermimpi Bersamaku? dialog curahan rasa sepasang pria dan wanita. Aku meninggalkan sebuah komentar, “Tidak ada kata terlambat untuk bermimpi bersama,,,, so sweet … kata anak zaman now.”
  • Raihan Adnan Sepertinya paling muda di Ikatan Kata karena masih sekolah. Tetapi walaupun masih anak sekolah untuk urusan menulis sudah cukup paten. Tulisannya juga sudah enak dibaca. Aku mampir di tulisan Hidup Berawal Dari Mimpi. Karena komentar sudah banyak jadi aku hanya meninggalkan sebuah komentar singkat, “Senang membaca pengalaman demi pengalaman dirimu dalam organisasi. Kiranya bisa menjadi motivasi buat siswa dan pelajar yang lain. Sukses selalu ya dalam study dan semoga mimpi demi mimpi pun terwujud.”
  • Ibnu Rafi Menurut obrolan teman-teman, beliau ini sekarang sedang mengambil kuliah pasca sarjana dengan peminatan yang paling aku hindari dari dulu yaitu matematika. Salut deh kepada orang penyuka matematika. Bagiku orang yang gemar matematika itu jenius. Aku singgah di tulisan Seminar Nasional & Internasional: Matematika dan Pendidikan Matematika 2020 dan komentarku adalah, “Mantap nih infonya bagi yang ingin selalu upgrade pengetahuan tentang matematika.”
  • Fiska Seorang yang suka berekspresi lewat menulis, memasak dan melukis. Feminim sekali ya? Menurutku cewek yang bisa melukis dan memasak itu keren. Aku mampir di sebuah tulisan tentang komunitas Ikatan Kata yaitu Teman Bertumbuh. Aku menuliskan komentar sebagai salam perkenalan karena berada dalam komunitas yang sama, “Hai teman bertumbuh… Semoga kita bertumbuh semakin baik dalam wadah yang luar biasa tersebut. Salam bertumbuh, he he he”
  • Dina Novitasari Seorang yang gemar mengabadikan peristiwa lewat ponsel genggam, gemar menulis dan membaca juga. Aku singgah di tulisan terakhir yaitu Berceritalah 720 Hari, sebuah prosais ungkapan rasa tentang Praha. Lewat sebuah komentar yang masih menunggu moderasi, aku menuliskan, “Nice post. Praha yang dimaksud di sini apakah kota Praha atau orang?Eh, salam kenal ya…”
  • Caca Nice Seorang introvert yang memerlukan media blog untuk mengungkapkan kata-kata, yah hampir sama dengan diriku. Seorang pengantin baru dan dia menuliskan pengalamannya menjelang hari H pernikahan lewat tulisan Ujian Menjelang Pernikahan. Aku memberi komentar berikut untuk tulisan tersebut “Ujian pasti ada selama kita masih hidup, termasuk menjelang pernikahan. Intinya jalani dan berserah saja…
    btw, selamat menempuh hidup baru ya, bahagia selalu.”
  • Sumiyati Menurutnya menulis adalah obat, bagi perasaan yang meluap-luap tapi tak pernah ada tempat atau keberanian mengungkap. Aku singgah di tulisan Seperti Pelukan Kita, sebuah puisi. Tapi kolom komentar tidak diaktifkan.
  • Mulya Seorang yang gemar membaca, daftar bacaannya juga luar biasa keren. Seorang penulis yang hebat, kalau membaca tulisannya, aku suka kaget dengan pemakaian diksi yang dia gunakan. Tak biasa tapi tetap asyik untuk dibaca. Kebetulan aku berkunjung pada tulisan Memberi Isyarat, sebuah puisi. Di sana aku meninggalkan komentar, “Nice poem, semoga isyarat tidak salah sasaran he he he.”
  • Andy Seorang pemberani dan kuat hampir selalu identik dengan seorang petualang, itulah dia sesuai dengan nama yang dia sandang. Seorang yang gemar membaca dan buku yang dia baca adalah buku yang berat menurut ukuranku. Tak heran kalau tulisannya lancar mengalir ibarat air kran yang mengalir deras. Bukan tulisan sembarangan tapi diramu dan ditata sedemikian rupa. Hal itu juga ditemukan dalam tulisan yang aku baca yaitu Senandung di Tengah Badai. Untuk itu aku meninggalkan komentar, “Benar-benar sebuah karya sastra. Kata-katanya pilihan tapi tidak membosankan. Nice…”
  • Ilmi Pemilik blog Kantong suara ini mengatakan bahwa menulis dapat menjadi self healing bagi luka-luka dan jiwa yang berantakan. Lewat tulisan Terbaik, dia menceritakan bagaimana sang ibu yang selalu memberi semangat termasuk untuk sebuah keputusan. Lewat sebuah komentar yang masih menunggu moderasi, akupun menuliskan, “Ibu memang yang terbaik ya, penyemangat dan juga seorang pendoa yang selalu mendoakan kita. Aku bahkan percaya, bahwa segala berkat yang aku terima berkat doa ibu. Sehat selalu untuk sang Ibunda dan dirimu juga sukses di tempat baru. Eh, salam kenal ya…”
  • Rhesa Katanya orang biasa memanggilnya Rhesa si pemimpi ulung karena dari mimpi- mimpi itulah dia hidup. Dia mengatakan bahwa perjuangan butuh pengorbanan melalui tulisan Perjuangan. Walaupun masih menunggu moderasi tetap kutinggalkan komentar, “Yupz, perjuangan butuh pengorbanan. Dan tidak ada salahnya rehat sejenak mengambil nafas di tengah-tengah perjuangan. Gunung yang sejuk, danau yang damai…hmm, aku juga suka melepas lelah ke sana. Salam kenal ya…”
  • Zaki Setiawan Seorang pegawai tenaga pendidikan di Universitas Muhamadiyah Surakarta yang mempunyai aktifitas sosial juga di luar jam kerja. Sudah menulis di blogspot juga Kompasiana. Dia menuliskan tentang sebuah ikatan dan komunitas termasuk Ikatan Kata melalui tulisan Filosopi Sapu Lidi. Dan aku berkomentar, “Hallo Bos, salam kenal. Aku dari ikatan kata juga. keren juga ini, Filosopi sapu lidi. Untuk sebuah kekuatan dan kemajuan.”
  • Devita Seorang yang mengatakan bahwa menulis membuat dia senang. Seorang pemerhati bahasa sepertinya, itu yang kutangkap melalui tulisan tentang pengalaman dia selama Blog walking yang menyatakan dia merasa prihatin akan tata Bahasa Indonesia ditulis pada Amor dan Bahasa: Dipisah Atau Digabung Walaupun masih menunggu moderasi, di sana aku meninggalkan komentar, “Yah, Bahasa Indonesia memang bahasa kita tapi pada prakteknya masih sangat banyak kesalahan yang kita perbuat. Eh, mohon maaf ya kalau di tempatku mungkin rasa ngilu itu semakin memuncak he he he”
  • Frida Seorang yang mempunyai hobby menulis dan membaca. Kemarin dia share daftar buku yang telah dibaca dan semua keren. Dia juga suka menjelajah museum dan acara budaya, suatu hobby yang sudah jarang ditemukan pada kawula muda Indonesia saat ini. Tulisan dia yang aku baca adalah tentang sebuah buku yang membuka fakta tentang tokoh yang pernah dia kagumi sebelumnya Harun Yahya ? Kutemukan Jawabannya di Buku Harun Yahya Undercover
    Membaca tulisan itu aku hanya berkomentar sedikit, “Syukurlah berakhir dengan baik dan tidak salah jalan ya mbak.”
  • Chan Hasmia Seorang gadis pecinta warga gelap begitu ditulis di perkenalan dirinya (eh, warna apa warga ya?). Menulis Sudut Kota Dan Cerita yang spontan membuatku teringat sebuah lagu jadul yang aku tuliskan di komentar , “Tiba-tiba ingat lagu jadul, Pance Pondaag, …mungkin lebih baik begini, menyendiri di sudut kota ini… Hai, salam kenal ya…”
  • Zie Zie Seorang pengajar yang mengajar di beberapa sekolah di antaranya; Internasional Islamic Boarding School Cikarang, Pondok Modern Sahid, serta Sekolah Bosowa Insani, Juga Institut Agama Islam Sahid Bogor hingga saat ini. Wakaf Komtemporer adalah judul tulisan yang aku baca bercerita tentang Wakaf dan komentarku adalah, “Hai, Salam kenal ya. Jujur aku kurang mengerti tentang wakaf ini. Tapi aku suka kalimat-kalimat ini: ‘telur hari ini lebih baik daripada ayam esok hari
    dont put off till tomorrow what you can do today…..
    kalau bisa berwakaf sekarang, kenapa harus nunggu kaya guys…
    hidup sekali, hiduplah yang berarti,,, so berwakaflah‘ “
  • Alwi Seorang yang sedang menimba ilmu di salah satu universitas di Mesir. Pada profilnya dia mengatakan bahwa dia adalah orang yang anti sosial dan bisa dibilang agak introvert, tidak berani berinteraksi dengan orang lain yang belum terlalu kenal, tapi terbiasa berbicara di depan banyak orang, seperti menjadi pembawa acara atau moderator. Suatu kombinasi yang menarik. Forza Napoli lalu makan geprek bareng, judul dari Blog harian yang menceritakan kegiatannya di Mesir termasuk menonton bola dan makan ayam geprek. Dan aku pun menuliskan komentar, “Hai, salam kenal ya. Senang membaca tulisan ini tentang suasana Mesir. Dan ternyata disana ada ayam geprek juga ya…”
  • Faris Fauzan Mahasiswa yang sedang menyelesaikan studi sarjana di Universitas Muhammadiyah Malang. Desember: Sebuah Refleksi Akhir Tahun bercerita tentang Desember dan menyinggung tentang kamar kostnya yang bocor. Saat ingin memberi komentar ternyata pengaturan harus masuk dulu dan entah bagaimana aku tidak bisa masuk. Mencoba dua kali dan gagal maka aku memutuskan hanya meninggalkan jejak pada Like padahal seyogyanya aku sudah menyiapkan sebuah komentar yang setuju dengan narasi dia yaitu “Aku setuju dengan ini dan setiap hari berusaha menerapkan dalam kehidupanku. Saat itu terjadi, seharusnya kita tidak menyalahkan lingkungan. Apalagi mengutuknya dengan seadil-adilnya, sehormat-hormatnya. Karena persoalan sebenarnya adalah merubahnya. Merubah sudut pandang yang ada pada diri kita.”
  • Deyo Seorang yang suka sekali bercerita melalui tulisan tentang hal apapun. Dan tulisannya tentang oknum yang mengakibatkan BPJS tidak sesuai harapan, ‘Dokter Bandel’ Di Balik Tekornya BPJS Kesehatan. Untuk tulisan tersebut aku pun menuliskan, “Tak bisa dipungkiri memang ada yang ”bandel” tapi tetap banyak yang tulus dan sesuai prosedur koq. Besar harapan semoga sistem BPJS akan terus diperbaharui, termasuk dalam kasus bandel ini supaya dapat memberi manfaat maksimal bagi masyarakat. Oh iya, salam kenal ya…”
  • Dian Purnamasari Seorang bidan dengan arti nama ‘cahaya bulan purnama’. Sepertinya si mbak ini sedang menikmati liburan di pantai lewat tulisannya, Pantai. Terpesona dengan langit pada foto pantai tersebut, aku pun memberi komentar, “Liburan di pantai, asyik tuh. Menikmati deru ombak sambil merasakan belaian angin laut. Langitnya keren…”
  • Aisyah Seorang yang memiliki hobby panahan. Aku membaca tulisannya yang berjudul Izinkan Aku bercerita tentang uniknya wanita, mungkin temannya. Aku pun meninggalkan komentar walaupun masih menunggu moderasi, “Idem dengan koment Mbak Pur,,, Karena wanita ingin dimengerti (mari kita nyanyikan bersama… he he he). Salam kenal ya…”
  • Iqbal Syauqi Seorang mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang berasal dari Malang, gemar berbincang soal isu kesehatan komunitas, studi Islam, kajian ilmu sosial, serta literasi. Tulisan yang aku baca adalah tulisan tentang hujan. Hujan Di Luar Sana Aku pun memberi koment dan masih menunggu moderasi. “Hallo, salam kenal. Btw, sepertinya dirimu benar-benar tidak suka hujan ya dan menganggap hujan adalah penghalang dan menghentikan kehendak-kehendak manusia. Sah saja sih, semua manusia berhak punya pendapat masing-masing. Tetapi sebagai penyuka hujan, aku mengganggap hujan adalah anugerah dan berkat. Banyak yang harus aku syukuri dari hujan. He he he,,, itu aku….piss.”
  • Tantri Masitoh Seorang yang aktif menulis di blog, tumblr juga wattpad dengan nama Astarinis. Aku suka dengan kutipan yang ada di perkenalan dirinya yaitu “Menulis itu bekerja untuk keabadian, saya ingin abadi.” Aku suka karena itu adalah salah satu alasanku menulis di blog. Kebetulan tulisan yang aku baca adalah salah satu tugas Ketik Ikatan Kata yaitu Komunitas Blogger Ikatan Kata. Untuk tulisan tersebut, aku pun menuliskan komentar berikut. “Hai, salam kenal. Aku setuju kalau komunitas emang dibutuhkan, terutama untuk kita yang moodian karena aku juga moodian he he he.”
  • Khoirul Muhtar Sepertinya beliau adalah seorang intelek karena hobinya adalah menulis karya ilmiah. Dimana tujuannya menulis adalah selain dapat merefleksikan pemikiran baru dan kritis terhadap suatu masalah, juga dapat melaporkan suatu hasil temuan kepada pembaca. Dan tulisan yang aku baca pun lumayan serius, seputar penelitian dan fakta ilmiah juga. Lignoselulosa: Bahan Bakar Alternatif Baru dari Limbah Sawit Untuk tulisan tersebut, akupun meninggalkan komentar berikut: Mantap, semoga memang dapat diaplikasikan dalam industri sehingga mengurangi limbah sawit yang berpotensi mengganggu keseimbangan lingkungan. Salam kenal dan sukses selalu.” Dan komentar tersebut masih menunggu moderasi.
  • Edwin Firmansyah Seorang mahasiswa tingkat akhir di Bandung yang berasal dari palembang dan katanya sedang kebingungan akan masa depan. Nama blog dia cukup menarik yaitu EF Dream. Saat ini ingin mengembangkan sayap untuk belajar menulis. Kebetulan tulisannya yang aku baca adalah tentang menulis dengan judul menulis itulah. Membaca tulisan tersebut, aku pun menuliskan komentar berikut walaupun ternyata masih menunggu moderasi. “Aku setuju kalau menulis menghilangkan sakit jiwa karena lewat menulis kita bisa menuangkan segala uneg-uneg dan keresahan. Tapi aku juga kurang sependapat dengan Bj. Habibie karena kalau aku pribadi, bagiku menulis juga untuk mengenang rasa di hati dimana suatu saat kenangan itu bisa kita baca kembali. Hai, salam kenal ya….semoga akan segera tiba kamu merasa bahwa menulis itu mengasyikkan karena aku baca dirimu ingin mengembangkan sayap belajar menulis.”

Itu dia hasil perjalananku. Jujur, aku lelah namun di balik itu ada rasa lega karena sudah menyelesaikan satu hutang. Aku tak tahu apakah ini akan dibaca atau bagaimana tetapi bila ternyata dari tulisan ini ada yang tidak berkenan di hati tolong jangan disimpan dalam hati tetapi utarakan saja demi kebaikan bersama.

-Gassmom- Pematangsiantar, 271219

24 thoughts on “Akhirnya, Misi Yang Tertunda Itu Tuntas

  1. Aku mah baca sampai habis dong, Ito.

    Semoga dibalik susahnya menulis KETIK ini ada hikmah yang bisa dipetik. Salah satunya kita bisa kenal dengan sesama member dan karya tulis pada blog mereka.

    Keren! Sekarang kadar typo sudah sedikit, aku acungi jempol. Dua jempol deh Hehe..

    Terima kasih karena tetap memiliki konsistensi untuk menulis. Aku juga suka quote tentang menulis dan keabadian.

    Liked by 1 person

    1. Terimakasih sudah baca sampai habis.
      Yupz, keabadian. Terlalu naif memang ya, bukan siapa-siapa tapi ingin abadi. Tapi, itulah keinginan. Walaupun mungkin tidak akan pernah membuat buku, harapanku blog ini tidak lenyap tergerus waktu.

      Like

  2. Selamat, Mbak Sondang. Akhirnya selesai juga. Fiuuuuuh… rasanya langsung Mak Plong!!! Pastilah! Aku juga ngalami kok soal yang ini.

    ❤ Komitmen ❤ ❤ ya hanya itu yang bisa membuat kita terus mampu bergerak di belantara ini. Mbak Sondang mengajari kami bahwa butuh komitmen yang besar… bukan, sangat besar, untuk melalui semua ini. Saya yakin temen-temen kita yang belum menyelesaikan, pasti sedang berjuang untuk melalui ini. 🙂 🙂

    Liked by 1 person

Comments are closed.