Harapan untuk Indonesia

Sudah di penghujung tahun 2019, tak terasa sebentar lagi kita akan memasuki tahun 2020, tahun yang penuh dengan misteri. Salah satunya misteri tentang nasib negara ini.

Bagaimana nantinya nasib Indonesia?

Pertanyaan itu kembali bergaung di dalam kepalaku. Kini yang bisa kulakukan hanya tertunduk lesu, sedih karena pertanyaan itu masih juga tak berjawaban pasti.

Aku sengaja membawa tema besar tentang Indonesia pada postingan pertamaku di Ikatan Kata. Alasannya sederhana, selain karena keresahanku yang sudah melimpah terhadap negara ini, aku juga ingin menegaskan dan mengingatkan diriku sendiri bahwa hobi atau kesukaanku terhadap bidang tulis-menulis ini nantinya harus menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Melalui postingan ini pula aku berharap segala ilmu yang kudapat nantinya kusumbangkan kepada generasi penerus negeri.

Untuk mewujudkan itu semua, tentu tidak mudah. Pun tak ada cara instan untuk mewujudkannya. Harus ada peluh dan air mata yang mengiringi perjalananku. Bergabungnya aku di Ikatan Kata mungkin menjadi salah satu pijakan untuk memulai niat besar itu.

Sama seperti aku yang sedang berusaha mengembangkan hobi, negeri ini pun punya jutaan hal yang berpotensi untuk dikembangkan dengan maksimal. Namun dari kacamataku, sayangnya potensi-potensi itu terkubur semua karena riuh panggung pejabat negara. Selama ini kita semua seolah dibutakan dengan hal yang tidak penting dan abai terhadap hal yang harusnya sudah kita lakukan dari 10 tahun lalu. Sebenarnya ada apa dengan kita?

Jika pertiwi diibaratkan sebagai manusia, sudah dari 10 tahun lalu ia menangis darah dan meminta tolong kepada kita untuk membantunya tapi kita semua seolah tuli. Ada apa sebenarnya?

Mari kita coba bahas dari hal yang paling sederhana yang harus dimiliki oleh setiap manusia, yaitu pendidikan. Bukan, bukan pendidikan formal yang kita terima di sekolah dasar atau sekolah-sekolah formal lainnya, melainkan pendidikan non-formal yang kita terima di lingkungan terkecil sedunia, yaitu lingkungan keluarga.

Tak dapat dipungkiri, masih banyak orang yang belum betul-betul menyadari bahwa lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap anak. Keluargalah yang nantinya akan membentuk karakter anak. Baik atau buruknya perilaku anak juga bergantung dari apapun yang diajarkan oleh orang tua juga.

Oleh karena itu, begitu aku mendengar kabar bahwa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kini dijabat oleh Nadiem Anwar Makariem, hatiku lega dan tentunya bersyukur sekali.

Muda, lincah, bersemangat, bervisi jauh, dan kritis, itulah Nadiem Makarim di mataku. Meskipun ia masih sangat baru di dunia politik, tapi Pak Jokowi tetap menunjuknya untuk memperbaiki pendidikan Indonesia. Banting setir? Pasti. Namun, apa Nadiem mundur? Tidak. Apa ia tidak gugup sama sekalipun? Tentu tidak, justru ia sangat gugup karena dunia yang ia masuki adalah dunia yang mungkin 270 derajat berbeda dari dunia start up-nya.

Namun, Nadiem punya mimpi juga. Ia punya mimpi untuk membuat Indonesia lebih baik lagi, termasuk sumber daya manusia yang adaptif, seperti mimpinya Pak Jokowi untuk mencetak SDM yang unggul.

Menurut Nadiem, apapun tantangan yang akan kita hadapi di masa depan, kelak kita akan siap karena kita sudah punya cukup banyak bekal ilmu sejak di bangku sekolah dan ini yang Nadiem harap bisa ia berikan kepada anak-anak generasi penerus Indonesia. Terdengar mudah, tapi butuh kerja yang sangat keras karena keputusan Nadiem nantinya yang akan menentukan nasib pendidikan anak-anak Indonesia.

Entah tepat atau kelirunya, itu urusan belakangan. Yang Nadiem tahu, ia harus terus bergerak. Nadiem berharap keputusan ia di sepanjang jabatannya dapat membawa pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik hingga mampu mengubah nasib Indonesia ke arah yang gemilang. Betapa aku juga mengharapkan ini…

Meski aku, kamu, dia, atau kita semua bukan orang yang bernama besar, tapi kita berhak bermimpi dan memperjuangkannya. Aku pun ingin memperjuangkan mimpiku agar negaraku ini bisa menjadi negara besar dan diagung-agungkan juga oleh negara lain.

Oleh karena itu, mari semua bergerak. Mimpi Pak Jokowi adalah mimpi kita. Jika ingin hidup lebih baik, banyaklah belajar dan bekerja keraslah membangun negeri ini. Agar nantinya Indonesia bisa menjadi negara maju seperti apa yang digaungkan Tuan Presiden.

Advertisement

5 thoughts on “Harapan untuk Indonesia

Comments are closed.