Bertetangga Dengan Bintang

bintang

Akhirnya judul itulah yang terpilih dari berbagai judul yang sudah ada untuk tulisan kali ini.

Pada mulanya sempat kuberi judul Blogwalking 111, ia begitu saja muncul, tanpa alasan. Pernah juga kuberi judul Arti Sahabat, terinspirasi dari lagu Nidji. Karena memang tak mudah untuk melewati rintangan silih berganti. Namun kita masih di sini, kita masih berdiri, dalam Ikatan Kata, ingin menunjukkan pada dunia arti sahabat. Kita juga teman sehati, kita teman sejati dan kadang aku ingin mereka menggenggam tanganku. Wo ho ho

Judul lain yang hampir terbit menjelang menit-menit terakhir adalah 30 Jam Bertamu Pada Bintang, tetapi batal.

Lelah sekali yang kurasakan ketika mengerjakan project blogwalking kali ini. Tak terhitung lagi berapa jam yang kuhabiskan, benar-benar pekerjaan yang tidak mudah. Padahal kalau harus menyebutkan satu hal dari banyak hal yang aku sukai, tentu blogwalking akan muncul sebagai satu dari sekian pilihan itu. Sebab blogwalking begitu menyenangkan dan satu-satunya hal yang paling bermanfaat dari kegiatanku ketika berselancar di internet. Yak meski sekarang aku cenderung menjadi silent reader.

Saking asiknya blogwalking, blogku sendiri juga aku blogwalkingi (ini bahasa apa ya? Tolong abaikan saja). Dan di antara semua tulisanku yang sudah terpajang di blog, sejak pemasangannya hingga hari ini ada dua tulisan aku masih sangat menyukainya. Judulnya Satu Jiwa dan Masih Hujan Dengan Segala Rasanya.

Oke sudah selesai pembukaannya sekarang masuk ke inti dari tulisan ini.

Hal yang paling sulit dalam pekerjaan ini adalah memberi komentar. Apalagi komentar yang positif dan membangun.

Harus kuakui… kuakui ku sangat-sangat mengharapkanmu… halah.

Harus kuakui memberi komentar yang membangun itu tidak mudah. Aku salut kepada temen-temen yang senantiasa bisa memberi komentar yang baik dan membangun.

Hei itu pekerrjaan yang sulit dan kamu melakukannya dengan sangat baik!!! Tau gak kalian itu keren?!!!

Aku salut kepada mereka yang tidak bosan-bosannya mengapresiasi sebuah tulisan.

Memberi komentar yang positif dan membangun itu tidak mudah.

Terkadang ketika aku membaca sebuah tulisan, pikiranku tiba-tiba nge-blank! Apa yang harus saya komentari? Masa iya cuma komentar seadanya, yang penting pekerjaan selesai? Ah itu bukan aku banget!

Sehingga tidak jarang blog tetangga yang telah menjadi bintang-bintang ini aku kulik sampai 4 atau 5 kali. Dan ketika nge-blank aku ganti tulisan yang lain. Membaca lagi dan lagi sampai menemukan sesuatu yang bisa aku komentari. Ya mungkin semalam cuma dapat 2 atau 3 tetangga.

Daaaaaaaaan akhirnya setelah kira-kira 30 jam aku bertamu kepada bintang-bintang, inilah hasilnya. Tulisan ini akhirnya kuberi judul ‘Bertetangga Dengan Bintang’. Hanya seorang bintang yang bertetangga dengan bintang, dan aku ingin menjadi bintang maka aku bertetangga dengan bintang-bintang.

Salam dari saya, jejakandi dari Ikatan Kata.

  1. Ishfah Seven// 7 Tipe Budak Promo // “Ya memang begitulah, seseorang mencari rejeki. Ada yang dengan berkebun, ada yang dengan berdagang. Dan dalam berdagang, tentu dong penjual ingin supaya dagangannya laku, dan dilakukanlah promosi. Dan itu tidak akan pernah mati. Dan sialnya setiap manusia punya sisi kelemahan, dan inilah yang disasar oleh market. Makanya aku sering bilang ke orang-orang  di sekitarku, sesuai yang diajarkan ibu, “Belilah sesuatu itu jika memang karena kamu membutuhkannya, endapkanlah keinginanmu itu barang sehari dua hari atau seminguu, maka kamu akan mengerti saat kamu benar-benar membutuhkannya dan selalu lah ketat dalam memelihara prioritas.””
  2. Pena HP// Mengelola Komunitas Menulis // “Tulisannya sangat sederhana. Maknanya bebas tafsir mendua. Tulisan yang entah bagaimana membuat saya tersentuh. Mungkin karena begitu lugu dan jujur. Atau mungkin karena sebagai anggota, sebelumnya saya tidak melihat… tidak mencoba membaca hati, Mas HP. Terima kasih sudah mengasuh kami dengan sangat luar biasa. Saya meminta kesempatan ke dua, saya ingin memulainya dengan pandangan yang berbeda tentang komunitas ini.”
  3. Maria Frani Ayu// #DearAyu: Cinta, Pria dan Wanita // “Ya, saya setuju. Pria dan Wanita itu berbeda, saya membaca bukunya Pak Quraish Shihab yang berjudul Perempuan. Ditemukan berbagai aneka perbedaan. Satu contoh saja, kondisi fisik mempengaruhi kecenderungan akan perbedaan itu, seperti fisik laki-laki yang mayoritas lebih kuat memiliki kecenderungan untuk melindungi dan agresif sedang perempuan menjadi cenderung ingin dilindungi dan disayangi. Yang membuat dua pasangan harmonis adalah saling melengkapi, seandainya kecenderungan pria adalah melindungi tetapi perempuannya tidak cenderung untuk disayangi di sini akan timbul crash. Sehingga kadang perlu bagi laki-laki untuk merayu istrinya, dan istrinya tersipu-sipu. Bisa jadi jika sisi ini hilang, maka keharmonisan berkurang. Tetapi poin tulisan Mbak bukan tentang ini ya, saya hanya sekedar menambahi he he he. Apa yang disampaikan, Mbak Ayu, sudah sangat jelas. Tetapi yang ingin saya garis bawahi, perbedaan itu harus didudukkan pada tempat yang semestinya, tidak bisa menganggap sama. Sehingga peran budaya dan kearifan lokal menjadi vital, di sinilah kita tidak boleh menabrak kecenderungan itu.

    “Ketika pria jatuh cinta pertama kalinya pada seorang wanita (dalam artian cinta pada pandangan pertama), itu adalah bentuk ketertarikan yang sifatnya sementara dan tidak akan bertahan lama. Sedangkan akan berlaku sebaliknya bagi seorang wanita. Ketika seorang wanita benar jatuh cinta, Ia akan jatuh cinta dengan penuh kesetiaan. Ia mempertahankan jalinan cinta dan hubungan yang dibangun untuk waktu yang lebih lama.” Saya kurang setuju dengan pendapat ini sebab, lagi-lagi pendapat Pak Quraish Shihab yang saya jadikan panduan bahwa, “Hati itu punya kelompok. Yang berkenalan hatinya akan langsung klop. Yang tidak akan berjauhan.” Dan itu banyak terbukti oleh cinta orang-orang dahulu, bisa jadi seketika ketika melihat pada pandangan pertama dan hubungnnya langgeng.

    Salam, 🙂 🙂 “

  4. Catatan Hatiku// Tak Bisa Diprediksi… // komentarnya masih menunggu moderasi, tapi beginilah komentar saya: “Big Dreams? Aku tak pernah memikirkan hal ini sebelumnya. Tak pernah terpikirkan olehku kalau aku pun memiliki sesuatu untuk ku pasrahkan. Kenapa tulisanmu tetiba membuatku gila.

    Aku langsung melongo membaca tulisan ini, “Allah memberikan satu cewek yang bisa menggetarkan hatiku hanya dengan satu kalimat, “Mas kapan main kesini ke rumahku”. Kalimat ini diucapkan saat dia DM instagram pertama kali dan itu membuatku speechless. Karena dari semua cewek yang pernah singgah, baru satu ini yang bilang seperti itu saat awal kenal.” Betapa aku tak pernah sadar, bukan cuma satu atau dua perempuan yang mengatakan itu kepadaku… apakah hatiku semati itu, hingga tak pernah benar-benar peka?

    Do’aku untukmu, Mas, dan juga istrimu. Semoga lancar dan selanjutnya dipenuhi keberkahan fiddunnya hadzal akhiroh….

    Jadi karena kamu sibuk dengan urusan yang besar itu, sampai-sampai kita bahkan belum kenalan di Komunitas.”

  5. Lost in Wonderword  // Biru, Sekali Lagi// “‘Aku tidak ingin terjebak pada harapan-harapan yang kuciptakan sendiri.’ Ini adalah kalimat nyata tetapi paling fiktif yang pernah kudengar. Sebab kata-kata seperti itu seringkali bertolak belakang dengan kata hati. Sungguh sial… tak ingin terjebak.. justru berarti sering terjebak dan akan terus terjebak. Ha ha ha_”
  6. Anisfa// Sedang Menjadi Siapa Hari Ini? // “Tetapi mau tidak mau diri kita adalah sebuah kompilasi, bentukan alam sekitar. Tetapi meskipun diri kita adalah bentukan alam sekitar yang menurut mbaknya, kita mustahil menjadi diri sendiri 100%. Tetapi itulah diri kita sendiri, sebab apa saja yang telah melebur dan berinteraksi dengan diri kita itulah diri kita. There is nothing new under the sun, but everyday is everything new. Dan diri kita, adalah sebuah organisme, sebuah kesatuan dari banyak hal dan banyak hal itu satu.

    Kunjungan pertama saya, salam kenal. Salam Ikatan Kata!”

  7. Mémoa(r)is  // Kehilangan Alasan// “Happy birthday, Ris. Wish you all the best.”
  8. Kampung Manisku// Seseorang Memanggilku // “Ku lihat temaram yang sama
saat bacakan sajakmu,
Setelah kita becanda bersama kawan kita
kau pun tahu bahwa gelas-gelas telah kosong,
tetapi hatiku penuh dengan kehadiranmu.

    Pena tua mu ada di sini,
sedang menemaniku iringi sajak indahmu
sosokmu begitu kuat,
tak mungkin mudah terlupakan
aku ingin berjumpa denganmu, suatu saat.

    Ha ha ha…
adakah istrimu yang memanggil itu?
seperti malam ini ketika engkau undur diri
beralasan tuk menikmati malam minggu
padahal engkau tengah bersama kami
malam mingguan juga.

    Blogwalkingku, Pak Narno….”

  9. Kroniku // Ini Dia Alasan Kenapa Mesti Nulis! Punyamu Nomor Berapa? // “”Karena alasan adalah penjegal langkah menuju kepergian. Kenapa harus bertahan? Itu yang pada dasarnya saya dan kamu butuhkan”

    Kata-kata ini sukses membuatku berpikir keras. Ada banyak hal di dunia ini yang datang dan pergi selalu dengan alasan, tetapi tak kurang banyak juga yang tak beralasan. Alasan adalah sebuah garis aku memerlukannya, di satu sisi aku membuangnya.

    Uniknya dari 31 alasan di atas, alasanku juga tak muncul di sana. Sekarang kita tahu betapa hebatnya sebuah alasan, maka dari itulah kadang aku mengesampingkan sebuah alasan. Menulis bagiku berarti banyak hal, salah satunya adalah menulis adalah obat bagi jiwa yang tersesat.

    Salam, ini jejak pertama saya, saya jejakandi dari ikatan kata.”

  10. Nol Besar// Bermimpilah// “Bagiku sepakbola lebih dari hanya sekedar permainan. Sepakbola adalah cinta, cinta yang tak pernah bersyarat. Sepakbola adalah semangat, semangat api, jatuh bangun di lapangan, kontoversi dan strategi. Ia adalah filosofi yang terlanjur menyatu dalam nadi. Tak memandang Ras Suku, Agama, ataupun Warna Kulit, sepakbola adalah seninya seni.

    Turut berduka untuk Mas Nunu. Adakah engkau telah gantung sepatu?

    Semoga spirit sepakbola terus menjagamu.”

  11. Rufindhi// first postcard(s) from postfun!// “It’s beautiful postcard, Rif. Once when I was a child, I wrote postcard too, It called as Idul Fitri celebration, and now I nearly never don’t see this kind of community especially in our country who still sending postcard to each other. Oh I know someone who has hobby to collect and do exchange postcard, she is from Indonesia too, if you want say hi to her I can introduce her with you.

    I wonder, how you can got those postcards from China and Russia? You have an acquaintance there?”

  12. On delivery// Penjelasan Akord Dan Nilai Jarak// “Aku kalau langsung praktik pakai gitar ngerti, Mas. Tapi kalau mempelajari begini kok aduh kok rumit sekali ya. Apa ini ya yang namanya Teori vs Praktik. Jadi ngerti betapa tersiksanya anak-anak dalam memahami matematika tetapi minim gambaran praktek ha ha ha.

    Kunjungan pertama saya, Mas Faisal. Salam kenal, saya jejakandi dari Ikatan Kata.”

  13. Apostrofid// Lelaki Penulis Puisi// “Well… “Baginya, rindu harus tetap ia jaga lewat pena dan dilema harus ia gadai lewat abai.” Tidak bisa tidak sepakat dengan penutup puisi ini. Dan tidak bisa aku tidak abai dengan kalimat yang merangkai itu. Dulu saya selalu bilang kepada temen-temen yang biasanya bersama-sama menulis puisi saban senja: “Kata-kata yang paling jujur adalah puisi.” Ku kira engkau sedang berlindung dalam ketiak kata-kata, di sebuah persimpangan antara ingin berteriak kepada dunia, di lain sisi ingin menyembunyikan diri di sudut bumi.

    Salam! Saya jejakandi dari Ikatan Kata. “

  14. Gassmom// Romansa Nan Pupus// “Anjriiiiit!!! Gila! Puisinya menusuk! Entahlah… Perih kurasa. Sesak terasa di dada ini membaca syair kehidupan. Apakah ini nyata? sebuah ungkapan jujur dalam puisimu?

    Aku sedikit mengubahnya hingga terasa semakin kuat menusuk dadaku… ah kebodohan macam apa, menyakiti diri sendiri dengan puisi.

    “Dan aku adalah serpihan masa lalu
Pernah akrab dengan segenap penjuru
Setiap sudut memiliki makna
perjalanan kehidupan membuat harus merela””

  15. Jendela Hanay// Hidup berawal dari mimpi// “Tos, Rai. Organisasi pertamaku di lingkup sekolah sama denganmu, PMR tigkat sekolah. Dan aku suka dengan caramu memandang sekelilingmu, kamu bahkan tak segan-segan untuk memiliki pandangan berbeda, dan ketika kamu memiliki cara pandang lain, kamu pun bisa berubah tanpa harus memberi makan lebih besar kepada ego.

    Membaca judulnya yang terlintas di benakku pertama kali judul lagu dari Bondan, Hidup Berawal dari Mimpi. Mantaaaaaap!!! Saya tambahin dari Nidji, Mimpi adalah kunci.

    Masa muda, masa sekolah memang masa yang indah kamu bisa menjalaninya dengan penuh api-api dan bahkan bisa mengambil sisi positif dari ekskul yang bagi kebanyakan orang terlalu melelahkan dan membosankan. Semoga kamu selalu bernaung dari semngat ini dan jika harus teralihkan, jangan terlalu jauh. Ya jangan jauh-jauh nanti tersesat.

    Lanjutkan, Rai. Raihlah prestasi dan kejarlah mimpi-mimpimu. Jika nanti kamu berhadapan dengan hal-hal yang membelokkan dirimu dari semangat dan mimpi-mimpimu, semoga itu tak terlalu jauh dan kamu segera kembali kepada jalan yang sudah kamu rintis dan sudah kamu tapaki ini. Kejarlah mimpi-mimpimu dan seperti kata Anrea Hirata: “Bermimpilah maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu.””

  16. Ibnu Rafi // Pengalaman Mengikuti Seleksi Pascasarjana di UNY// “Keren dan hebat. Setelah lulus S1, entah mengapa saya belum tertarik untuk lanjut ke S2… padahal saya sangat haus akan belajar dan hal-hal semacam penelitian di dalam dan di luar kelas. Haus dan kangen ketika debat dan diskusi dengan dosen. Saya merasa ada susutau yang harus saya jalani sebelum melanjutkan ke S2 tetapi entah apa itu, yang jelas ketika saya langsung melanjutkan ke S2, hal yang sama akan terjadi… terkungkung dalam menara gading dengan embel-embel mahasiswa, menjadi anak kos dan menjadi manusia yang jauh dari realitas sehari-hari.

    Hemmm tulisan ini… kalau boleh, karena judulnya adalah ‘pengalaman’ saya akan sangat senang jika Mas Rafi bercerita kepada sisi perjalanan dan sisi pengalaman-pengalaman yang dirasakan ketika mengikuti seleksi, dari awal sampai akhirnya resmi menjadi mahasiswa pasca sarjana, sebab saya tidak mendapatkan pengalaman itu dalam tulisan ini, maaf ini hanya seperti tutorial cara mendaftar S2. Ha ha ha ha… maaf atas kelancangan saya, tetapi apapun itu…. berjuanglah dan semoga sukses.

    Salam, saya jejakadni dari ikatan kata.”

  17. Hai Fiska// Melihat dari jauh// ““Yah… Kadang kalau dipikir untuk orang yang gak terlalu dekat atau kenal, kita saja biasanya lebih nyaman memperlihatkan yang bagus-bagus saja dari kejauhan.”

    Tetapi memperlihatkan hal yang bagus dan menutupi hal yang jelek itu memang harus. Dan bahkan bisa dikatakan wajib–menunjukkan kebaikan orang dan menutupi aibnya–bukan sebaliknya. Jadi aku rasa, tidak ada salahnya mengambil sisi dari jauh, cuma jangan menutup mata. Eh tapi kalau jauh-jauh banget ya aku rabun jauh juga, gak bisa lihat deh (out of context)

    Dan kata teman saya, seorang seniman lukis, anatomi warna memang sempurna kalau dilihat dari kejauhan, dilihat dari dekat mungkin terlihat kasar tetapi itu tidak papa. Itu normal. Jadi di situlah saya mengerti mengapa suatu gambar yang menurut awam tampak biasa, tetapi menurut yang ahli luar biasa: kehalusan anatomi dan kekuatan abstraksi.

    Aku kira kamu berbakat, Mbak Fiska. Lanjutkan!!!.”

  18. k o a k a l a //  Berceritalah 720 Hari// “Aku speechless :(“
  19. Caca Nice// CARI MUKA; Yukzzz…!!!// “Kadang saya sering heran melihat orang-orang itu, yang bekerja super keras jika ada atasan. Tetapi entahlah saya ini sakit apa, ketika ada atasan atau orang yang saya hormati, saya kerjanya malah lembut dan santai banget. Gak harus terlihat sibuk yang penting tahu-tahu kerjaan lunas, dan saya puas mengecoh mereka. Ha ha ha”
  20. Metabolismerasa// Seseorang yang ditinggalkan dengan kekacauan// “Judulnya menarik sekali, premisnya pun menarik. Bisa dikembangkan menjadi prosa liris atau cerpen panjang. Berikan sedikit ruang untuk berdialektika, berikan sedikit suasana dan berikan kesempatan kepada indera-indera yang lain untuk bersuara, maka tulisan ini akan kaya.”
  21. After Reading Play// 1:kesatu// “Bait terakhirnya adalah bait yang sungguh sempurna. Penulis tidak seharusnya menjelaskan syair yang dutuliskannya… tetapi apakah itu keromantisan awal? Adakah seperti sebuah permulaan ketika ruh ditiupkan dalam jasad? Atau sebab yang paling purba ketika alam semesta masih berupa rancangan saat Nur Muhammad diciptakan? Hemmm menarik sekali, pikiranku bisa berkelana dalam relung-relung paling sunyi.”
  22. Kantong Suara// Terbaik 🙂// “Lanjutkan…!!!”
  23. Zaki Setiawan// FILOSOFI SAPU LIDI// “Mantap jiwa, Pak.”
  24. MAPLEME// Perdebatan Batin dan Pikiran// “Bagus kalau kamu bisa sadar dan awas dengan kesalahan penggunaan istilah dalam bahasa.”
  25. Rahma Frida // Jajan Buku Tahun 2019// “Mantap gais! Dari daftar buku yang disebutkan, belum ada satu pun yang pernah kubaca.
Kalau aku sih, agak insecure kalau minjamin buku. Abis sering bukunya gak balik-balik. Lupa dikembalikan dan ilang. Jadi rada segan gitu kalau nagih buku yang sudah dipinjam hingga setahun belum balik.”
  26. Hasmia// Berusaha dulu.// “Kunjungan pertama saya, ya.
Hemmm… Pantang menyerah. Tetapi terus menerus meyakinkan diri dan terus menyugesti diri sebagai orang yang pantang menyerah tampak sangat menyedihkan. Tampak ragu-ragu bahwa seseorang yang terus-menerus menyugesti dirinya sendiri adalah yang justru kurang keyakinan pada diri sendiri. Setidaknya itu menurut beberapa teori. Salam.
”
  27. Azizah Mursyidah// Cinta// “Tak pernah habis ya kalau membahas cinta. Dan yang unik dari cinta adalah dinamis, ketika kecil, remaja, dewasa… pandangan tentang cinta bisa berubah.”
  28. Alwi Berkata// Forza Napoli lalu makan geprek bareng [blog] #27,29/12// “Menulis blog harian? Luar biasa kalau kamu bisa berkomitmen dengan kegiatan seperti itu. Dulu aku juga pernah berkomitmen untuk dapat menulis blog harian, dan itu tidak mudah. Paling sulit adalah ketika sudah masuk di dapur editing. Kalau masih memiliki komitmen itu, semoga sukses untuk Mas Alwi. 😀 😀 😀

    Ah Mas Alwi berada di Kairo, dan di Kairo. Aduh senengnya bisa nonbar klub favorit di kafe. Dulu ketika aku masih mahasiswa juga suka melakukannya, dan ya sperti yang dilakukan Mas Alwi, membeli produk dari kafe yang menyelenggarakan, sebenarnya bisa sih tidak beli, tapi nonton dari luar, cuma ya masa nonton klub favorit aja nebeng, pesen kan pastinya tiket paling depan, hehehe.

    Oh di sana ada ayam geprek juga ya. Ha ha aku asing banget deh sama mesir, ngertinya Al Azhar sama piramida aja mungkin dan Fir’aun.

    Kunjungan pertama saya,
Salam, jejakandi dari Ikatan Kata”

  29. Dunia RachdaApakah ini waktunya berhenti? ———— kolom komentarnya tidak tersedia
  30. Ulfah Heroekadeyo// Ingkar – 6 // “Jangan sampai gagal, Trid. Hayo putar otakmu, gimana caranya biar dapat memutuskan yang terbaik. Hatimu jangan limbung kayak rumput kena badai.”
  31. cerita dianpur// Teluk Sulawesi // “Pembukaan postingan ini seperti ingin bilang jangan jadi seperti kacang yang lupa akan kulitnya, kayaknya begitu ya kata pribahasa. Ha ha ha Semoga Palu segera kembali dan menggeliat lagi seperti sediakala, alam sedang berhajat, apapun itu semoga selalu dilimpahkan yang terbaik untuk Palu dan sekitarnya.Untuk keluarga, sahabat dan teman-teman sekolah Dian, semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Amin”
  32. Tulisan Sebelum Mati// Hebatnya Percaya//”Dengan Iman semua yang terjadi akan baik-baik saja, sudah terjadi lillahita’ala. Gampang ngucapinnya, Dik. Mempraktikkan yang susah. Kalau lagi kesel bisa marah-marah sampai tumpah ruah. He he he memohon selalu bimbingan-Nya, semoga terlimpah kasih dan sayang, Amin.”
  33. Lethek Kopi// Terlalu Pagi// “Mau atau tidak mau, sadar atau tidak sadar manusia adalah bentukan algoritma. Sekian tahun kami mempelajari algoritma dan sial itu yang selalu terjadi, di antara banyak jalan menuju satu tempat, kampus misalnya, mengapa seseorang harus melewati jalan yang sama, waktu yang sama bahkan dengan teman yang sama setiap harinya.

    Akhirnya hanya ada satu hal yang bisa dilakukan untuk memutus algoritma (tidak sepenuhnya putus), yakni mengembalikan spirit kemanusiaan di setiap langkah kehidupan.

    Kami pernah mendiskusikan hal ini dengan dosen filsafat dan dosen tasyawuf, dan kesimpulannya adalah kembali kepada surat Al Ashr. Luar biasa.

    Salam,”

  34. Goresan Kecil// Daun// “Sepertinya, Mas Rhesa penggemar Tere Liye. Eh ngomong-ngomong ini kunjungan pertama saya, dan pas jendela terbuka, lho kok tema yang dipakai untuk blog kok sama? Ha ha ha

    Ada banyak puisi liris tentang daun. Daun selalu menarik untuk kucermati, hingga jatuhlah saya pada postingan ini. Dan ketika membaca kalimat pertama, aku selalu ingin berargumen tentang daun tak pernah membenci angin. Tetapi kalimat ini sering berulang di mana-mana. Jadi ku urungkan saja niatnya.

    Yak, akhirnya salam.”

 

21 thoughts on “Bertetangga Dengan Bintang

    1. Ha ha ha aneh gak sih blogwalk ke blog milik sendiri? 🤣🤣

      Kalau blog pribadi seminggu 2 kali, kalau blog komunitas hanpir setiap hari ada update, join aja sama kita-kita Mbak Prita.

      Liked by 2 people

  1. seperti kesanku yang pernah kutorehkan. Andi suka berpanjang-panjang saat berkementar, kebalikan diriku yang jarang komentarnya panjang. (ini jadi ketularan). meskipun beliaunya mengelak. meskipun panjang asik kok, begitu mengalir,
    mantap buat Andi

    Liked by 1 person

      1. Sepemikiran dengan Mas Narno. Menurutku ada kemiripan antara Andy dan Ayu Sama-sama suka menulis panjang dan lengkap. Berkomentar pun demikian.

        Tapi aku juga senang membacanya sampai akhir. Kenapa? Karena tulisannya mengalir begitu saja, tak ada beban, murni hasil pemikiran sendiri.

        Aku tau Andy tak suka dipuji. Tapi, you did good.

        SEMANGAT!

        Liked by 2 people

  2. Waaa keren. Komentarnya panjang-panjang. Mendalam. Panutan. 😃😊😊

    Btw saya juga suka blogwalk di blog sendiri. Malah blognya ngewalk saya. 😕

    Liked by 1 person

  3. Sebenernya memang harus kuakui, berkomentar yang sifatnya membangun itu bukan hal yang instan bisa dilakukan, butuh latihan juga. Semakin sering dilatih, akan semakin baik, tentunya. Tapi sumpah, ini komentar-komentarnya Mas Andi panjang-panjang dan… luar biasa lengkap. Sekarang aku paham dan kebayang juga gimana perjuangan Mas Andi menyelesaikan postingan ini. Well done! :’)

    Like

Comments are closed.