Review Film “Kim Ji-Young, Born 1982”

Tugas KETIK yang ke-6 untuk member IKATA adalah membuat kalimat menggunakan preposisi. Sering kali terjadi kesalahan penempatan atau penulisan preposisi pada kalimat. Maka dari itu, pada kesempatan yang baik ini, gue akan mengerjakan tugas ketik dalam review film.

jiji

Kim ji-Young, Born 1982 adalah film korea ke-2 yang gue tonton setelah film Train To Busan. Film ini juga baru saja rilis di Indonesia beberapa hari lalu. Mungkin para pecinta drama atau film korea sudah tak asing lagi dengan pemain utama di kedua film ini. Tak bisa dipungkiri selain karena aktor Gong Yoo yang memerankan film ini, alasan lain yang membuat gue merasa wajib nonton adalah karena film ini mengangkat tema feminisme dan patriarki.

Di Korea selatan, film Kim Ji-Youg, Born 1982 sempat mengalami kontroversi lantaran cerita ini menyudutkan segenap kaum patriarki di negara tersebut. Tapi setelah gue lihat lagi rasanya bukan hanya di Korea saja, di Indonesia pun budaya patriarki masih sangat kental. Apalagi ditambah mitos-mitos kehidupan yang beredar dalam adat tertentu.

Di awal cerita suami Ji-Young mendatangi seorang psikiater dan menceritakan keanehan yang terjadi pada istrinya. Ji-Young adalah seorang ibu rumah tangga biasa yang memiliki seorang anak yang masih kecil. Seorang feminis dan wanita karir yang harus berhenti bekerja demi mengurusi keluarga kecilnya. Namun rutinitas sehari-hari menjadi Ibu rumah tangga membuat Ji-Young tertekan dan kehilangan jati dirinya. Ia terkadang tidak sadar berbicara dan berperan menjadi orang lain.

Film ini bercerita tentang kehidupan dalam sebuah keluarga kebanyakan. Mengisahkan perempuan biasa yang hidup di tengah budaya patriarki. Tentang bagaimana perempuan ditempatkan pada posisi yang lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki dalam tatanan sosial. Film ini juga menceritakan bagaimana jadinya bila pasangan yang baru menikah tidak siap untuk memiliki anak.

Ada beberapa adegan di film ini yang sukses bikin gue berlinangan air mata. Percakapan antara ibu dan anak di antara banyak keputusan sulit. Perasaan bersalah seorang suami yang sudah membuat istrinya demikian depresi. Juga perasaan marah yang terpendam dan harus diungkapkan dalam bentuk yang tidak lazim.

Tapi dibanding film Joker, gue menilai film ini masih tetap di bawahnya, sih. Hehe. Karena menurut gue minusnya film ini adalah masih kurang di setting back sound. Sudut pengambilan gambarnya juga tdak berbeda jauh seperti drama seri korea lainnya.

Kalau berbicara tentang bagaimana aktingnya Gong Yoo di film ini… Ya, masih sesuai dengan ekspektasi gue sebagai salah satu penggemarnya. Berperan di film bergenre drama rasanya terlalu mudah untuk beliau. Gue melihat Oppa yang satu ini semakin tua semakin matang saja.. Haha.
Apalagi di film ini suguhan aktingnya sebagai seorang bapak muda jadi bikin gemas siapa pun yang menontonnya. Termasuk gue.

Penasaran bagaimana akting Gong Yoo di film ini? Dan bagaimanakah kisah akhir Ji-Young, apakah akhirnya ia bisa sembuh dan kembali normal seperti sebelumnya? Tonton sendiri saja ya..hueheehhee

Advertisement

17 thoughts on “Review Film “Kim Ji-Young, Born 1982”

    1. Kerenan apa coba? Aku belum pernah menulis antologi, cerpen atau novel yang dijadikan buku.

      Hehe…

      Salah satu cita-cita saya ialah bisa menulis novel, diterbitkan, dibeli, disukai dan jadi inspirasi banyak orang

      Like

Comments are closed.