Hobi Berkirim Surat

dokumen pribadi (rufindhi)

Giliranku menjawab tantangan menulis KETIK#6. Biar informatif sekalian, aku juga akan membahas salah satu hobiku yang sudah kubocorkan di foto di atas. 😁

Aku punya hobi yang kini kurang begitu digemari sejak adanya kemajuan teknologi, yaitu berkirim surat. Seperti yang kalian tebak, surat sahabat pena umumnya ditulis dengan tangan. Suratnya bebas saja mau panjang atau pendek, tapi aku suka menulis (dan membaca) surat panjang.

Setelah suratnya jadi, tinggal dikemas, lalu dikirim ke kantor pos terdekat. Kantor pos langgananku berlokasi di perpustakaan kampus. Biasanya aku langsung memberikan surat-suratku kepada pegawai yang ada di sana. Untuk prangkonya bisa dibeli di kantor pos atau toko daring. Umumnya, prangko ditempel di kanan atas amplop. Namun, prangko boleh direkatkan di mana saja kok, asal masih satu sisi dengan alamat penerima.

Dalam berkirim surat, aku pun pernah mengalami surat hilang. Salah satunya surat yang kukirim ke Yogyakarta. Dari dua surat yang kukirim, hanya surat ke-2 yang dia terima. Bahkan, surat balasannya menuai nasib sama; hilang entah di mana. Temanku ini adalah orang ke-2 setelah ibu yang membuatku tertarik dengan hobi ini. Ibu dulu mengoleksi prangko, dan kini albumnya diwariskan kepadaku.

Salah satu durasi pengiriman yang stabil adalah kiriman ke Jepang. Meskipun jauh, kirimannya selalu menjanjikan. Biasanya dia sudah tiba di pekan ke-2 setelah dikirim. Fakta ini jadi agak membingungkan ketika kiriman ke sesama Indonesia bisa lebih lama dari itu.

Jangan tanya mengapa, karena aku pun ingin tahu alasannya. πŸ˜‚ Walaupun ada kiriman hilang, aku masih betah dengan hobi ini. Bagaimanapun juga, hobi ini dapat memperluas relasi di tingkat internasional dan unik tidak pasaran, hehe.

Oh ya, selain berkirim surat, aku pun sesekali bertukar kartu pos. Karena sama-sama kiriman berprangko, aku pernah mengalami kiriman hilang di kedua hobi ini.

Nah, setelah mengirim surat, serahkan nasib kiriman kita pada-Nya. Karena sampai atau tidaknya surat kita juga merupakan kehendak-Nya. Aku percaya, kalau masih rezeki pasti akan kuterima juga; jikalau tidak pun aku percaya itu takdir terbaik dari-Nya.

Kalau kalian, apa kalian pernah berkirim surat? πŸ˜€

Advertisement

12 thoughts on “Hobi Berkirim Surat

  1. Dulu waktu SMA dan kuliah di tingkat2 awal pernah mengumpulkan perangko dan skrg masih ada juda 2 album.

    Sejak itu sampai saat ini sdh tdk pernah. Karena tak ada alasan utk berkirim surat kertas lagi. Elektronik sdh melenyapkan budaya tulis surat pake pulpen.

    Btw. Nice article. Informatif. Ternyata msh ada yg mau melakukan hoby zaman old ini.

    Top. πŸ˜€

    Liked by 1 person

    1. Aku juga koleksi prangko nih, Mas. Jadi semacam melanjutkan hobi ibu juga, hehe.

      Kayaknya kebiasaan zaman now, yang jadul-jadul jadi punya nilai plus. Kayak behel dan kacamata frame lebar yang pernah ngehits lagi, misalnya. πŸ˜‚

      Liked by 1 person

    1. Paham, Mbak. Aku juga termasuk mager ke kantor pos, apalagi di Indonesia jarang banget ada bis surat ya. Aku pun kalau ngirim pas sekalian lagi ngampus karena di perpus pusatnya ada kantor pos, hehe.

      Liked by 1 person

Comments are closed.