
Siapakah itu diam membisu di tepi waktu
Mengeja pelan-pelan aksara yang belum tertata
Mengorek berita tanpa terucap sepatah kata
Menunggu dan hanya mau menunggu
Sajakku yang belum juga ketemu
di sudut kota sajak apa yang bisa kudapatkan
tentang temaram? Keremangan? Atau hingar bingar?
Buntu. Dengus nafasku sendiri memburu
Tak ada secuil endapan rasa untuk menjadi citra
Lampu-lampu padam di kotaku sudah biasa
Di pasar tradisional kutemukan senja
Sayuran layu menghuni sudut gelap
Saling sahut tak tahu apa yang disebut
Kuda mendengus menunggu giliran
Berebut dengan tukang ojek cari boncengan
Penaku kaku tak mendapatkan goresan kenangan
Di sekolah, anak-anak belajar sejarah
Mengapa musti ada kata penjajahan
Kabarnya datang membebaskan
Disuruh yang dalam membuat lubang
Ternyata mengeruk hasil alam
Bagaimana harus kuketik kisah pertentangan
Seseorang yang tetap diam
Melirik sajakku yang gagal kutuliskan
6/11/19 saat suntuk menunggu kantuk
Aku lebih dari melirik, Mas. Membaca sajakmu sampai tuntas. Sajak yang terukir dari sudut kota yang temaram. Sajak yang belum selesai, tapi kereen. 😀
LikeLiked by 1 person
terima kasih apresiasinya Mas
LikeLike
Sama, aku juga lebih dari melirik. Membaca sampai tuntas dan mengagumi. Karena memang keren.
LikeLiked by 1 person
terima kasih apresiasinya
LikeLiked by 1 person
Judulnya beneran buat aku melirik 😁
LikeLike
silakan
LikeLike