
Tulisan ini aku buat setelah melihat persoalan yang tadi sore aku saksikan dengan mata kepalaku, seorang ibu yang terkesan membiarkan anaknya lari dari masalah yang dia buat.
Pada Umum nya setiap manusia yang di bekali akal dan fikiran, pastilah memiliki beban di dalam hidupnya, mulai dari beban internal, beban eksternal dan beban-beban lain, yang hampir selalu di rasakan setiap orang. Manusia pun demikian berbeda kadar kesulitan nya, dan hal ini harusnya dihadapi dengan cermat untuk tidak melepas dan membiarkan beban bebas begitu saja, karena ada pelajaran berharga dibalik itu semua.
Sebagai manusia yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya, kita juga cendrung untuk lari dari masalah. Banyak manusia yang menghadapi hal ini. Contohnya saja di sekeliling kita, banyak anak kecil yang tidak mau di suruh jika mendapatkan perintah dari kedua orangtuanya, terlebih perintah tersebut merupakan perintah untuk melakukan hal yang tidak ia sukai, seperti belajar setiap hari, dan ada juga anak yang menghindar jika di tanya siapa yang memecahkan gelas di dapur, padahal sianak sendirilah yang melakukannya. Di sini sudah mulai terbentuk wadah karakter yang sudah ditanamkan sejak kecil oleh lingkungan, sehingga naluri anak sudah tertanam pada dirinya untuk lari dari beban yang akan mendatangi.
Nice posr.
Btw, masih ada tipo dalam penggunaan kata ‘di’
LikeLiked by 1 person
Hehehe iya mas. Sering lupa
LikeLike
Iya. ‘Pelajaran Kebiasaan’ untuk Mas Faisal adalah belajar menghindari tipo.
Coba edit lagi posnya ya
LikeLike
Ok mas
LikeLike
Good. Makin produktif menulisnya, tinggal editingnya bisa lebih dimatangkan Faisal. Terutama type spt yg ditunjukkan kang Fahmi.
LikeLike