5 Hal Ini Kamu Temukan Saat Menjadi Perawat

Saya adalah seorang Perawat. Saya mengakui bahwa perjalanan menjadi seorang perawat itu tidaklah mudah. Banyak sekali halangan, rintangan dan tantangan yang harus dihadapi. Meskipun demikian, menjadi seorang perawat itu adalah sebuah perjalanan yang sangat menakjubkan. Dalam perjalan tersebut, saya menemukan banyak hal baik, yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Hal-hal baik itu membuat saya, dan masih banyak teman-teman saya di luar sana untuk menemukan Tuhan dalam wujud dan rupaNya yang luar biasa. Intinya, menjadi seorang perawat itu adalah sebuah perjalanan yang sangat menarik.

Tulisan ini, sengaja saya buat sebagai bentuk refleksi dan ajakan untuk melihat lebih ke dalam, profesi kesehatan yang mungkin memiliki warna unik di tengah masyarakat.

Sebelum menjadi seorang perawat, proses awal yang harus dijalani adalah dengan menjadi siswa/I. Proses ini dibuka dengan proses belajar yang secara dalam dan menyeluruh akan menyita banyak waktu seorang siswa/I. Proses ini memang harus terjadi agar tercipta produk yang luar biasa. Produk ini adalah perawat, atau seorang perawat yang dapat memberikan asuhan keperawatan secara professional.

Nah, sedikit berbagi, berikut adalah beberapa hal yang hanya akan kamu temukan ketika kamu menjadi atau manyandang status sebagai Mahasiswa/I Pendidikan Ilmu Keperawatan.

(Hal-hal yang dibagikan di sini adalah bersifat “hanya sekedar sharing saja”, bagi yang tidak setuju atau merasa keberatan, tolong untuk tidak menimbulkan masalah yang merugikan. Mari kita hadapi dengan jalan ber-mediasi).

Belajar banyak hal!

Setelah lulus dari pendidikan keperawatan dan bekerja, saya baru benar-benar belajar bahwa sekolah dengan tujuan menjadi seorang perawat adalah sebuah usaha untuk belajar banyak hal (bahkan segala hal). Hal ini dikarenakan, objek utama yang dipelajari di sini adalah manusia.

Belajar tentang manusia itu sangat kompleks, tidak bisa hanya belajar individunya saja, tapi juga lingkungannya, hubungan sosialnya dan masih banyak lagi. Kenyataan ini kadang dipandang sebagai bukti bahwa tidak fokusnya pendidikan ilmu keperawatan. Tapi, semua hal memang harus dipelajari agar seorang perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan yang maksimal dan tepat guna untuk individu/keluarga atau komunitas yang dirawatnya.

 

Belajar mengenai Sex Education (Lebih mendalam dibandingkan orang awam).

Bukan rahasia lagi kalau seorang perawat pun belajar mengenai biologis alat reproduksi pria dan wanita. Dalam Bahasa orang awam, tindakan ini bisa saja terbilang porno!. Ya, seorang calon perawat akan belajar mengenai hal-hal yang bersifat porno bagi kebanyakan orang. Percaya atau tidak percaya, seorang mahasiswa/i keperawatan pun bahkan bisa belajar sampai pada titik “hubungan seksual yang sehat” (Sampai pada tahap pembelajaran “tahu”). Bahasa sederhana untuk menyimpulkan pembelajaran dalam model ini adalah terdapat dalam kata, “Sex Education”.

Pelajaran mengenai sex education memang secara resmi dipelajari di bangku pendidikan, ada tujuan yang sangat jelas, mengapa pelajaran ini harus dipelajari oleh seorang calon perawat. Kegiatan belajar mengajar di kelas juga pasti dibimbing oleh orang-orang yang ahli dan professional, dengan harapan agar pelajaran ini tidak diartikan sebagai hal yang “lain”, yang mungkin akan merugikan banyak orang. Jadi, aman.

Tapi, perlu dicatat bahwa segala hal ini dipelajari untuk kebaikan dan keuntungan umat manusia. Semuanya dipelajari karena dan untuk menolong orang lain. Tidak ada niatan lain. (“Mereka yang memiliki niatan di luar niatan ini, itu pasti dari si Iblis”, begitu kata salah satu pengajar saya dulu).

 

Mengenal diri sendiri secara lebih mendalam.

Ini merupakan salah satu hal besar yang saya syukuri sebagai seorang perawat. Seorang calon perawat diajar agar dapat mengenal dirinya sendiri melalui proses mendalami pikirannya sendiri, lingkungannya dan melalui diri orang lain secara lebih intens.

Praktik kerja yang dilakukan oleh perawat haruslah bersifat reflektif. Belajar secara reflektif itu adalah metode belajar yang paling banyak diterapkan selama belajar ilmu keperawatan, terutama ketika tiba pada belajar keperawatan jiwa. Praktik belajar seperti ini akan membantu siswa/I untuk secara mandiri belajar dan terlibat secara nyata dalam interaksi mereka dengan orang lain, pasien dan lingkungan.

 

Belajar sampai titik “memandikan” seorang manusia yang sedang sakit secara professional.

Ya, saya tidak salah menulis mengenai hal ini. Seorang calon perawat dididik untuk dapat memberikan asuhan keperawatan secara tepat dan professional, termasuk dalam hal memandikan pasien. Tidak boleh sembarangan membersihkan tubuh pasien, apalagi pasien dengan masalah keterbatasan ruang gerak. Ada ilmu yang sangat mendalam dan hati-hati dalam melakukan perawatan pada pasien dengan masalah keterbatasan gerak. Ilmu ini hanya akan dipelajari ketika berada di sekolah keperawatan.

Ketika belajar mengenai memandikan pasien, seorang calon perawat belajar dengan sangat hati-hati aspek-aspek penghargaan nilai luhur seorang “Manusia”. Seorang calon perawat dibekali dengan nilai-nilai penghargaan seorang manusia setinggi-tingginya. Hal ini penting karena seorang perawat akan bekerja dan bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat privasi pada individu lainnya. Seorang perawat akan bekerja dan melayani pasien dari yang sehat sampai pada pasien yang memiliki status tidak berdaya. Alasan ini membuat pekerjaan sebagai seorang Perawat itu adalah pekerjaan yang mulia. Pekerjaan sebagai perawat itu mulai karena dilandasi dengan sikap dan semangat yang professional, dilandasi oleh kode etik praktik keperawatan yang jelas dan bertanggung jawab.

 

Kamu akan selalu bertemu, berinteraksi dengan orang-orang yang tampangnya berada pada level di atas “rata-rata”.

Sudah bukan rahasia lagi kalau Mahasiswa/I pendidikan ilmu kesehatan pada umumnya adalah orang-orang yang level ketampanan, kecantikannya dinilai berada pada keadaan atau level di atas “rata-rata”. Setidaknya mereka adalah orang-orang yang sangat peduli dengan kebersihan dan seni penampilan.

Rahasianya adalah, materi mengenai hal ini diajarkan secara khusus dalam praktik ilmu keperawatan. Serius, diajarkan di kelas!. Saya dulu bahkan penah diajarkan untuk melakukan praktik merias wajah, dan bahkan praktik berjalan dengan gaya yang anggun dan sopan. Sebuah game changing bagi saya, karena saya adalah seorang jauh dari kata anggun.

Tapi, perlu diingat, pembelajaran demikian memang sengaja dilakukan demi tujuan mulia lainnya, yaitu agar nanti terlahir perawat yang tidak hanya, hati, otak dan tangannya yang gesit dalam bekerja, tapi juga tampilannya nyaman dan memberi kelegaan pada pasiennya.

Demikian sedikit sharing dan refleksi dari saya. Saya tahu, saya sedikit membuka rahasia pendidikan ilmu keperawatan. Tapi, saya harap, nanti saya tidak akan menyesalinya.

Perlu diingat juga, selain pendidikan, seorang calon perawat pun harus ingat bahwa, tidak hanya soal pendidikan, tapi juga mutu sekolah tempat mereka menimba ilmu pun harus diperhatikan. Jangan hanya asal!. Tindakan “asal” ini, akan sangat merugikan banyak orang, terutama diri sendiri.

Sekian dari saya, sampai jumpa pada tulisan saya selanjutnya. Salam.

 

 

 

Advertisement

12 thoughts on “5 Hal Ini Kamu Temukan Saat Menjadi Perawat

    1. Ia, Pak. Akhirnya tulisan ini bisa saya publish. Kesibukan selalu jadi alasana saya, Pak. Seperti biasam

      Terima kasih banyak Pak. Saya masih belajar, dan membangun gaya tulisan. Masih coba sana dan sini, juga.

      Semoga Ayu tetap semangat menulis ya, Pak. Mohon doa 🙏

      Liked by 2 people

Comments are closed.