(Catatan untuk calon dokter)

Mungkin kau masih ingat
Sebundel berkas yang kau catat
Kau titipkan padaku selagi sempat
Kau berikan tenggat besok hari jumat
Tak lupa menyebutkan jam empat
Bagaimana aku mengerjakan begitu rapat
Bagimu, itu sudah lama menjadi adat
Katamu, jauh lebih tak sempat
Mencatat juga hanya yang didapat
Potongan stensilan kau lem rapat
Katamu, itulah yang disebut sempat
Bagiku, bundelan berkas yang kudapat
Adalah uang dalam dompetku memadat
Engkau tentu sudah tamat
Bagaimana jika aku penat
Padahal banyak yang minta sesaat
Pasti juga engkau ingat
Akupun tak suka telat
Biar penat, tetap semangat
Apalagi senyuman merapat
Jadilah obat penat
Boleh juga
LikeLike
sebuah nostalgia saat jadi tukang ketik
LikeLiked by 1 person
ada cerita khusus kah kenapa ini puisi untuk para calon dokter?
LikeLiked by 1 person
mereka angkatan pertama, mahasiswa yang membuat saya kewalahan melayani pengetikan. tidak ada mahasiswa yang tugasnya sebanyak mereka diserahkan begitu saja ke tukang ketik. bahkan kadang minta dieditkan agar lebih tebal jumlah halamannya
LikeLike
wow.. ada juga yah mahasiswa yang minta diketikkan. tapi sekarang udah gak jadi juru tik lagi kan mas?
LikeLike
itu era awal 2000an, jaya-jayanya bisnis pengetikan. Sekarang masih ditugasi ngedit naskah untuk media pesantren
LikeLike